LangitEropa; Perjalanan Menapak Jejak Islam di Eropa Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. 5 2. Mengetahui implikasi implikatur percakapan dalam novel 99 Cahaya di Langit Eropa; Perjalanan Menapak Jejak Islam di Eropa Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. F. Manfaat

Origin is unreachable Error code 523 2023-06-14 211910 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d759ba07f4a1cc2 • Your IP • Performance & security by Cloudflare

Sayakira kamu benar. Mempelajari bahasa inggris tentunya tidak cukup hanya mempelajari percakapannya saja, sobat juga harus menguasai tentang tenses yang bisa dipelajari disini : 16 Pola Tenses Bahasa Inggris Lengkap Untuk Pemula. Demikianlah percakapan tentang review film dalam bahasa inggris berikut artinya dalam B. Indonesia. Tweet. Synopsis Hanum had an opportunity to attend the program in the Global New York TV station which was her dream. Her husband sacrificed his dream for Hanum. Cast Crew Details Genres Releases Cast Director Producer Executive Producers Writers Original Writers Casting Editor Cinematography Art Direction Sound Costume Design Makeup Studio Country Language Genres Themes Politics and human rights Faith and religion political, democracy, documentary, president or propaganda political, president, historical, politician or democracy terrorism, thriller, gripping, intense or political religion, church, faith, beliefs or spiritual emotional, emotion, family, moving or feelings Show All… Theatrical 08 Nov 2018 Indonesia13+ Indonesia 08 Nov 2018 Theatrical13+ Popular reviews More "Aku akan kehilanganmu RANGGA!"dialog bocah 5 tahun ke om om 40 sums up how **** this movie isWould Indonesia be better place without MD & MP's movies?Absolutely!!! MATILAH LOGIKA, KARAKTER YANG TIDAK KONSISTEN, KEBODOHAN TERASA MUDAH, MASALAH MUDAH PUNJABI AMBISIUS CAMEO ACHIEVEMENTAND YOU CAN CURE LGBT... WHAT AN ACHIEVEMENT. Man I wish I am as rich as Hanum Rais, that I can write a book about my life story...which become massive success totally not because my dad is gonna be a popular politician with populist rhetoric who is spending his senior years trying to sound like he was key figure in 1998 Reformation, therefore people should listen to him even though he was a sleezeball. N-O-P-E. But too bad I am not because A I would have denounced my family as soon as possible and distancing away from my populist politician who is also my dadB I am not If there's gonna be a film about my love life, at minimum it has to be… Baru aja selesai nonton di TV. Sempat heboh kan film ini yang flop dan dikaitkan soal situasi politik blablabla. Well, terlepas dari pandangan politik si Hanum, aku suka kok beberapa buku yang ia buat di mana beberapa dijadikan film. Cuma film ini ancur sih. Skrip gak jelas, akting standar, sinematografi nggak nolong. Jadi, kalau flop ya gimana ya, emang filmnya segitu aja gimana dong? p Dari tagline nya kita sudah tahu bahwa akan disuguhi film tentang bagaimana seseorang yang keimanan dan keteguhan hatinya diuji. Tapi tak disangka bahwa setimpal kejadian yang menguji keimanannya tersebut sangatlah sepele dan bodoh untuk karakter sejenius Hanum. Hanum yang digambarkan sangat cerdas, hingga bisa mempersatukan hampir semua umat beragama di dunia, dilema antara haruskah dia resign datri kantornya karena bos nya yang toxic, atau mengejar ambisinya sebagai wartawan sukses. Entah naskahnya yang bodoh sekali sehingga Hanum digambarkan sangat pusing dengan kedua pilihan tersebut, padahal jawabannya jelas-jelas ada di depan mata. Penokohan karakternya yang lain juga sangat stereotypical dan sangat FTV-ish. Film ini level toxic nya sangat tinggi dan sebisa mungkin harus dihindari. "Antara cinta dan pekerjaan"Ini adalah film adaptasi dari sebuah novel milik hanum dan rangga itu sendiri. Saat film ini rilis, banyak sekali orang yang menghujatnya. Bukan menghujat filmnya, tetapi lebih ke politik karna hanum dsni adlaah anak dari amin rais, dan film ini juga rilis bertepatan dengan film biografi ahok. Jadinya netizen saling serang filmnya, yang dukung ahok menghujat film ini dan bgtupun sebaliknya. Alasan gua nonton ini juga bukan karna hal itu, alasan gua cuma karna gua seneng aja sama film indo dan mau liat perkembangannya. Dan yang parah dari kejadian tersebut adalah, para pemain hanum dan rangga ini juga diserang oleh netizen, itu kacau bgt sih menurut gua, secara para pemain dsni dibayar untuk memerankan karkater, ini… Mengusung topik personal terkait peranan suami-istri, Hanum dan Rangga sejatinya punya obrolan menggigit. Narasi pun mengalir lancar dan pemain berlakon apik. Hanya saja, potensi mengaduk emosi lantas tergerus lantaran film berambisi mengejar klimaks dramatis yang justru berakhir konyol.
Sesuaidengan judulnya, film ini mengambil lokasi syuting di wilayah Amerika Serikat. Menjadi sekuel dari film 99 Cahaya di Langit Eropa, film yang tayang pada tahun 2015 ini mengisahkan perjalanan Hanum dan Rangga saat berada di New York.. Dalam film Bulan Terbelah di Amerika, tokoh utama Hanum dan Rangga masih diperankan oleh orang yang sama, yaitu Acha Septriasa dan Abimana Aryasatya.
Grassy and career might be a common choice for women today. Unfortunately, the clasp of patriarchate culture seemed to slip away. Where women who have a career still have to face various types of problems. The study analyses the problems that career women face with research subjects of Hanum and Rangga Faith and The City. The method of analysis used is Roland Barthes semiotics with a qualitative descriptive approach. Data obtained is analyzed to identify the meanings of denrotations, connotations, and myths. It is found to be problematic that women must face in external and internal factors. Among other things; Cultural constructions of patriarchate, employment opportunities, and homemaking. Internal factors; Parenting and uncertainty. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Kalijaga Journal of Communication, Vol. 3, No. 2, 2021 121-140, DOI e 2685-1334; ISSN p 2775-1414, © 2021All Publications by Kalijaga Journal of Communication are licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike Interna-tional Perempuan Karier di Era Modern Analisis Semiotika Roland Barthes dalam Film Hanum dan Rangga Faith and The CityFikriyatul Islami Mujahidaha*a Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta*Korespondensi Penulis, E-Mail edogawaislaa and career might be a common choice for women today. Unfortunately, the clasp of patriarchate culture seemed to slip away. Where women who have a career still have to face various types of problems. e study analyses the problems that career women face with research subjects of Hanum and Rangga Faith and e City. e method of analysis used is Roland Barthes semiotics with a qualitative descriptive approach. Data obtained is analyzed to identify the meanings of denrotations, connotations, and myths. It is found to be problematic that women must face in external and internal factors. Among other things; Cultural constructions of patriarchate, employment opportunities, and homemaking. Internal factors; Parenting and Career women, problematic, semiotic, Roland B S T R A K Berumah tangga sekaligus berkarier sudah menjadi pilihan umum bagi perempuan modern jaman sekarang. Sayangnya, perempuan yang berkarier, masih harus menghadapi berbagai macam problematika meski sudah berada di era modern dan lingkungan pendidikan yang tinggi sekalipun. Penelitian ini menganalisis problematika apa saja yang dihadapi perempuan karier dengan subjek penelitian lm Hanum dan Rangga Faith and e City. Menggunakan metode analisis semiotika Roland Barthes dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Data yang didapat dianalisis untuk mengetahui makna denotasi, konotasi, dan mitos. Ditemukan problematika yang harus perempuan karier hadapi dalam faktor eksternal dan internal. Antara lain; konstruksi budaya patriarki, peluang kerja, dan kerumahtanggaan. Faktor internal; pengasuhan anak dan perasaan Kunciperempuan karier, problematika, semiotika, Roland B S T R A C T 122 Kalijaga Journal of Communication, Vol. 3, No. 2, 2021 121-140Fikriyatul Islami MujahidahPENDAHULUANBentuk pekerjaan modern saat ini yang dianggap maju oleh beberapa kalangan, justru masih saja melanggengkan budaya patriarki dalam prakteknya. Bahkan meski sudah berada di era modern dan memiliki pendidikan yang tinggi, sosok perempuan dalam urusan rumah tangga sangat ber-kaitan erat dengan sektor domestik So-lihati, 1986. Terdapat perempuan pekerja rumah tangga yang tidak dibayar alias ibu rumah tangga, berbanding jauh dengan jumlah laki-laki yang hanya Survei Angkatan Kerja Nasional Sakernas, 2019. Budaya masyarakat menganggap perempuan sebagai makhluk yang lemah lembut, cantik, emosional, bahkan tidak rasional sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, dan perkasa Gender et, al,. sehingga laki-laki lebih dipercaya untuk memimpin ketimbang perempuan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik BPD tahun 2017-2019 tentang distribusi jabatan manager Sakernas Agustus, 2019 menunjukkan jumlah laki-laki sebagai manager berturut-turut sejak 2017 sampai 2019 yakni sebesar 73,37%, 71,03%, dan 69,37%. Sementara peresentase perempuan sebagai manager adalah 26,63%, 28,97%, dan 30,63%.Perempuan masih diposisikan sebagai the second class sementara pria sebagai the rst class. Bahkan wanita yang telah menikah akan mendapatkan gelar kanca wingking Solihati, 1986 alias pendamping suami yang berada di belakangnya. Para istri yang memilih untuk berkarier pun tidak bisa lepas dari belenggu ini dan tetap berkewajiban mengurus urusan domestik rumah tangga sehingga terjadi double bur-den yang merupakan dampak pola pikir gender yang tidak adil Oktaviani, 2021. Padahal pada hakikatnya urusan domestik rumah tangga adalah kewajiban bersama antara suami dan istri karena keduanya sama-sama manusia Putra et al,. 2021.Konstruksi bias gender ini mengakar kuat di masyarakat bahkan pendidikan tinggi yang tempuh perempuan tidak ada artinya. Jumlah pengangguran terbuka tingkat Diploma I/II/III/Akademi/Uni-versitas Bedagai Serdang, 2015 masih didominasi perempuan dengan angka sementara laki-laki pengangguran terbuka dengan tingkat pendidikan yang sama hanya 254. Konstruksi bias gender ini bahkan telah merambah perlman In-donesia. Salah satu lm yang menyiratkan problematika perempuan karier adalah Film Hanum dan Rangga Faith and e City karya sutradara Benni Setiawan yang tayang perdana pada tahun 2018 dengan Aragon, 2018 penonton meski sempat mendapat cyber bullying karena isu politik yang membersamainya. Selain mengangkat dinamika Islam di Amerika, lm ini juga menggambarkan masalah yang dihadapi sosok Hanum Salsabiela Rais, sosok perempuan berpendidikan yang kesulitan meniti karier bahkan di Amerika sekalipun. Penelitian Irmawati menemukan problematika wanita karir dalam mem-bangun keluraga sakianah yakni kurang mampunya perempuan dalam mengatur waktu dengan baik dan komunikasi yang kurang baik Irmawati, 2021. Sehingga menjadi problematika tersendiri bagi perempuan yang berkarier bahkan di era modern saat ini dan bagi yang tidak ber-pendidikan hingga yang berpendidikan tinggi begitu, sesuai dengan pene-litian Salma Husniyati bahwa perempuan harus multitasking, memiliki manajemen waktu yang baik, dan mendapat dukungan dari pihak-pihak yang terlibat untuk mengu- Kalijaga Journal of Communication, Vol. 3, No. 2, 2021 121-140 123Problematika Perempuan Karier di Era Modernrangi problematikanya sebagai perempuan karir Husniyati, 2021. Hal ini kemudian menunjukkan kinerja peran ganda seorang perempuan karir dan merupakan bentuk disriminasi gender. Sebagaimana pene-litian Halimatus Sakdiyah menemukan bahwa terjadi diskriminasi gender berupa pembatasan perilaku sosial, marginalisasi, subordinasi, stereotipe, dan kekerasan psikis dan mental terhadap wanita Sakdiyah, 2018. Berbeda dengan laki-laki yang bebas berkarier tanpa hambatan, penelitian oleh Oktarisa Halida menemukan hambatan dan dampak yang harus ditanggung oleh seorang perempuan karier Halida and Mas’ud, 2013.Dalam penelitian ini diharapkan tercermin bahwa pendidikan tinggi dan lingkungan modern seperti Amerika pun tidak berhasil melepaskan perempuan dari pola pikir patriarki. Bagaimana perempuan karier yang sudah berada di lingkungan modern dan berpendidikan tinggi masih harus berhadapan dengan berbagai prob-lematika. Melalui lm Hanum dan Rang-ga Faith and e City yang peneliti ulas dalam tatanan makna denotasi, konotasi, dan mitos. Sehingga terbuka cakrawala mengenai problem yang harus dihadapi seorang wanita karier dan beban ganda yang mengungkungnya dalam budaya patriarki. Diharapkan ke depannya di era modern ini para perempuan karier bisa lebih leluasa mengembangkan diri tanpa tanggungan beban dan tekanan dari budaya PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dalam mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data yang ada. Format pene-litian dengan metode deskriptif kualitatif yakni dengan meringkas berbagai macam kondisi sosial masyarakat sehingga menjadi objek penelitian sebagai ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran dari fenomena tertentu Bungin, 2007. Metode deskriptif kualitatif memiliki tujuan melihat realitas dan fakta di kalangan masyarakat secara keseluruhan dan bukannya terpisah satu sama lain partial Raco, 2010. Selaras dengan tujuan penelitian yakni untuk menemukan problematika wanita karier dalam lm Hanum dan Rangga Faith and e City yang perlu melihat fakta secara Roland BarthesDalam penelitian ini digunakan analsis semiotika sebagai disiplin ilmu yang mempelajari obyek, peristiwa, dan seluruh kebudayaan sebagai tanda Alex, 2013, tujuannya adalah menunjukkan tanda-tanda dan kaidah yang memben-tuknya Mudjiono, 2020. Secara teknis analisis semiotika bekerja dengan meng-klasikasikan tanda berdasarkan kriteria dan membuat prediksi Mulyana, 2003. Menurut Roland Barthes semiotika adalah ilmu yang mempelajari kemanusiaan me-maknai objek-objek tidak hanya membawa informasi melainkan juga mengkonstruksi sistem struktur tanda Sunata, 2020.Semiotika Roland Barthes terfokus pada signikansi dua tahap two order of signication yakni denotasi dan konotasi Pratiwi, 2019. Analisis semiotika Roland Barthes juga terbagi ke dalam tiga elemen Gunawan & Junaidi, 2020 makna 1 Denotasi yang berarti tingkatan makna deskriptif dan literal dalam tataran ses-ungguhnya. 2 Konotasi ialah makna yang muncul dari penanda sehingga bermakna lebih luas seperti kepercayaan, 124 Kalijaga Journal of Communication, Vol. 3, No. 2, 2021 121-140Fikriyatul Islami Mujahidahsikap, ideologi sosial dan sebagainya. 3 Mitos yakni tanda yang dinaturalisasi sehingga menjadi bentuk kebenaran oleh kepercayaan dan dari adegan-adegan lm Hanum dan Rangga Faith and e City dianalisis ke dalam makna yang dapat dilihat secara tersurat denotasi, terisat konotasi, dan kepercayaan masyarakat mitos. Analisis semiotika secara teknis mencakup klasikasi tanda-tanda yang dipakai dalam komunikasi, mengguna-kan kriteria sebagai dasar kualikasi dan menggunakan analisis tertentu untuk membuat prediksi Mulyana, 2003.HASIL DAN PEMBAHASANProses perubahan masyarakat dari tradisional ke modern merupakan proses modernisasi yang mengharuskan adanya penyesuaian Ardiyanto, 2021. Problem-atika merupakan kumpulan dari beberapa masalah yang menimpa seseorang sehingga memunculkan rasa tidak nyaman dan kesulitan dalam mencapai suatu tujuan. Perempuan karier merupakan dua gabun-gan kata yakni “perempuan” dan “karier” sehingga memunculkan satu makna utuh yakni perempuan dewasa yang mengem-bangkan diri melalui untuk suatu profesi. Ciri perempuan karier adalah selalu aktif melakukan kegiatan profesional yang sesuai dengan passion-nya Sya’i, 2017. Perempuan karier terbagi dalam perempuan tunggal tanpa anak, perempuan menikah tanpa anak, dan perempuan karier mem-punyai anak Mudzhar & Anto, 2001.Problematika perempuan karier yakni permasalahan yang harus seorang perempuan karier hadapi baik di zaman dahulu atau pun di era modern. Bentuk pekerjaan modern yang dianggap maju saat ini, justru masih melanggengkan sistem patriarki yang menjadi problematika yang ditentang oleh para perempuan karier Ardiyanto, 2021. Problematika ini terbagi menjadi dua faktor yang menjadi penyebab perempuan karier menghadapi berbagai problematika. Yakni faktor eksternal yang terdiri dari 1 Konstruk budaya patriarki, 2 Peluang kerja, 3 Kerumahtanggan. Juga faktor internal yang terdiri dari 1 Pengasuhan anak, 2 Perasaan bimbang Mudzhar & Anto, 2001. Diketahui bahwa perempuan yang berkarier lebih banyak mengalami problematika baik secara internal maupun eksternal dengan perbandingan 54,1% untuk ibu bekerjan dan 38, 2% untuk ibu yang tidak bekerja Rahmayati, 2020.Faktor EskternalFaktor eksternal yang pertama yakni budaya patriarki yang membeleng-gu perempuan. Pandangan sempit soal perempuan ini menyebabkan mereka tidak memperoleh dukungan masyarakat untuk mengembangkan karier Mudzhar & Anto, 2001. Sehingga geraknya dalam ranah pekerjaan pun terbelenggu oleh kebudayaan lama yang merugikan. Tidak hanya masyarakat, orang-orang terdekat seperti suami dan keluarga pun bisa jadi turut melanggengkan budaya patriarki di era modern Budaya PatriarkiAdegan pertama yang dianalisis da-lam lm adalah adegan yang menunjukkan bahwa seorang perempuan tidak memiliki kuasa untuk memutuskan sendiri karier-nya tanpa izin suami. Sebagaimana pola pikir masyarakat yang bersifat patriarkis sehingga membelenggu sosok perempuan Kalijaga Journal of Communication, Vol. 3, No. 2, 2021 121-140 125Problematika Perempuan Karier di Era Moderndalam usaha-usaha mengembangkan diri melalui karier. Hal ini berkaitan dengan gender stereotype yang menyatakan bahwa laki-laki membujang sebagai laki-laki ber-pendidikan dan pekerja keras, sementara wanita jika membujang maka dianggap perempuan gila Cholil & Basri, 2021.Tanda denotasi dari adegan ini yakni Hanum menunjukkan wajah yang sangat resah karena Rangga tidak mengizinkannya menerima tawaran magang di GNTV. Hanum berusaha menyembunyikan keinginannya yang sangat besar untuk bisa menerima tawaran magang yang merupakan salah satu impain besarnya selama ini. Rangga mengetahui itu namun mengabaikannya dan secara tersirat memaksa Hanum untuk menolak. Makna konotasi dalam adegan ini yakni sebagai seorang istri Hanum tidak bisa melakukan protes meski sebenarnya ia sangat ingin menerima tawaran magang di GNTV, namun Rangga selaku suaminya tidak mengizinkan. Hanum tidak bisa berbuat apa-apa karena selayaknya istri, ia tidak bisa mengambil keputusan apapun tanpa adanya restu seorang suami. Hanum tidak berkuasa atas dirinya sendiri dan tidak bisa membuka dialog dengan sang suami untuk menentukan keputusan yang yang muncul pada tanda ini adalah mengenai kekuasaan suami atas seluruh keputusan istri tak terkec-uali karier. Mitos ini tertanam di dalam budaya patriarki yang menjunjung tinggi laki-laki dan memaksa perempuan agar hanya patuh kepada perintah Handra & Nurizzati, 2019. Penekanan ketaatan istri terhadap suami, dapat dilihat dalam pembahasan tentang istri tidak boleh menentang suami, bahkan tidak bisa melakukan sesuatu termasuk berkarier apabila tidak mendapat izin suami Aizid, 2018 meskipun apa yang akan ia lakukan adalah hal yang mitos relasi kuasa seorang suami di atas istri ini akan memunculkan persepsi bahwa istri tidak lebih berdaya daripada suami. Padahal Al Quran sendiri tidak pernah melakukan diskriminasi apapun terhadap perempuan. Bahkan keduanya memiliki hak yang sama dalam partisipasi publik dan lain sebagainya. Se-Tabel 1Adegan Visual VerbalDurasi lm ke menit men-gangkat panggilan video dari Andi Cooper dengan wajah “Ya, Mr. Cooper, saya rasa, saya ... saya ng-gak bisa jawab ini semua. Ehm ... saya ... saya nggak bisa karena saya harus benar-benar balik ke Eropa. Ehm ... dengan sangat berat hati ... eh ... saya pikir saya ng-gak bisa menerima tawaran ini.” 126 Kalijaga Journal of Communication, Vol. 3, No. 2, 2021 121-140Fikriyatul Islami Mujahidahbagaimana dikemukakan Achmad Mulyadi dalam Relasi Laki-laki dan Perempuan Mulyadi, 2012, bahwa suami dan istri di dalam Al Quran digambarkan berfungsi seperti pakaian antara satu sama lain yang berarti memiliki hak dan kewajiban yang benar suami adalah pimpinan bagi istri, namun kepemimp-inan yang baik adalah yang tidak otoriter Setiyanto, 2017. Kepemimpinan yang dimaksud adalah dalam hal menaahi dan mengayomi istri, bukan bertindak se-mena-mena melainkan mengajak bersama dalam berbagai hal. Dialog antara suami dan istri tentang keinginan masing-masing adalah hal penting termasuk membicara-kan soal karier istri dan kebaikan rumah tangga bersama. Melalui sikap dan ucapan Rangga dalam adegan ini, mengisyaratkan bah-wa tukang’ adalah pekerjaan laki-laki sebagaimana budaya patriarki yang men-ganggap perempuan adalah makhluk lemah. Kenyataan bahwa perempuan juga mampu mengerjakan pekerjaan pria seolah diabaikan begitu saja karena kuatnya budaya patriarki yang mengakar dalam denotasi dalam adegan ini adalah saat Rangga mengatakan bahwa pekerjaan tukang-menukang adalah pek-erjaan seorang laki-laki dan perempuan tidak bisa melakukannya. Namun dalam adegan tersebut, Azima justru berhasil melakukan pekerjaan tukang’ yang gagal dilakukan Rangga. Azima menegaskan bahwa perempuan juga bisa melakukan apa saja layaknya seorang 2Adegan Visual Ver b alDurasi lm ke menit memerha-tikan Rangga yang sedang memben-ahi saluran air di rumahnya. Azima “Atau aku saja yang perbai-ki?”Rangga “Tidak-ti-dak usah, aku bisa, sebentar lagi selesai.”Azima “Kenapa, sih, laki-laki paling susah mengakui keunggulan per-empuan?”Rangga “Bukann-ya gitu, ini me-mang pekerjaan laki-laki.”Azima “Hem ... tidak juga. Aku single parent jadi aku harus bisa melakukan apa s a j a .” Kalijaga Journal of Communication, Vol. 3, No. 2, 2021 121-140 127Problematika Perempuan Karier di Era ModernKonotasi dari adegan ini terlihat jelas bahwa Rangga masih memiliki pola pikir patriarki yang beranggapan bahwa perempuan selalu lebih lemah daripada laki-laki. Ia tidak mau mengakui bahwa dirinya sendiri kesulitan saat hendak memperbaiki saluran air. Rangga pun enggan mendapat bantuan dari seorang perempuan dan secara tidak langsung meremehkan kemampuan pada akhirnya sosok per-empuan dalam adegan ini yakni Azima yang diremehkan, justru berhasil mel-akukan pekerjaan yang dianggap sebagai pekerjaan laki-laki. Hal ini menyiratkan bahwa pemikiran bahwa perempuan lebih lemah daripada laki-laki tidaklah selalu benar. Adegan ini juga menunjukkan bahwa anggapan Rangga tentang pembe-daan pekerjaan laki-laki dan perempuan tidaklah budaya patriarki dalam ade-gan ini adalah tentang pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan. Dimana laki-laki dianggap selalu mampu melakukan pekerjaan kasar dan berat serta berpikiran lebih rasional. Sementara perempuan hanya mampu mengurus pekerjaan rumah tangga dan dianggap lemah. Sehingga seringkali perempuan diremehkan, tidak dipercaya untuk mengerjakan berbagai hal yang dianggap pekerjaan laki-laki termasuk berkarier dengan denotasi adegan ini adalah Rangga yang mengeluhkan jenis menu sarapan buatan Hanum yakni mi instan yang sama dengan hari-hari sebelumnya. Tanda konotasi menunjukkan bahwa menyiapkan sarapan adalah kewajiban istri meski suami tidak bekerja. Meskipun bekerja, istri tetap wajib melayani urusan domestik sehingga terjadi double burden Gego, 2021. Bahkan dengan pelayanan seorang istri yang sekaligus bekerja, sua-mi masih bersikap tidak menerima dan menuntut hal adegan ini berupa konstruk sosial tentang budaya patriarki yang berang-Tabel 3Adegan Visual VerbalDurasi lm ke menit berangkat kerja Hanum meny-iapkan sarapan mi instan. Rangga mengeluh karena Hanum hanya memasak mi instan untuk melalui rekaman suara “Pagi sayang, aku harus berangkat pagi, nih untuk liputan. Oh, iya, aku sudah siapkan sarapan mi instan buat kamu.”Rangga “Hah ... mi lagi, mi lagi.” 128 Kalijaga Journal of Communication, Vol. 3, No. 2, 2021 121-140Fikriyatul Islami Mujahidahgapan bahwa istri yang bekerja merupakan sesuatu yang negtif Sari & Anton, 2020 dan ia tidak akan bisa mengurusi dapur dengan benar. Meski ia berprestasi dalam karier, ia akan tetap dianggap tidak baik karena tugas utamanya adalah mengurus urusan domestik rumah tangga. Hal ini menunjukkan betapa sempit ruang gerak seorang perempuan dalam mengekspresikan dan mengaktualisasikan dirinya apabila telah menikah. Dominasi laki-laki dalam rumah tangga menempatkan perempuan sebagai penanggungjawab ranah domestik bahkan membungkam hak perempuan untuk berekspresi Novarisa, 2019.Mitos ini tidak berlaku bagi pria atupun sosok laki-laki yang bebas meniti karier dan mengembangkan pengalaman-nya. Berbeda dengan seorang istri, mitos masyarakat menyetujui bahwa suami tidak dibebani urusan domestik rumah tangga sehingga secra tidak langsung istri memi-liki beban lebih Harahap, 2020. Hal ini kemudian memunculkan ketimpangan antara tanggungjawab suami dan istri yang seharusnya pekerjaan rumah tangga adalah tanggung jawab alasan Hanum sibuk bek-erja, pertengkaran demi pertengkaran mulai terjadi dalam rumah tangga mereka berdua. Sesuai yang disampaikan oleh Prawitasari Purwanto dan Yowono da-lam Konik Keluarga pada wanita Karier Nugrahaningtyas et,all bahwa jam kerja dan tuntutan keluarga yang tinggi akan memunculkan konik. Kali ini Rangga mengatakan bahwa Hanum telah mela-laikan kewajibannya sebagai seorang denotasi terlihat pada Rangga yang beranggapan bahwa Hanum telah melalaikan kewajiban sebagai seorang istri. Lalu Hanum menyangkal dengan menye-but telah menunaikan kewajiban melayani suami dan meminta izin bekerja, juga bahwa perempuan sama seperti laki-laki yang mempunyai impian dan konotasi yang terlihat adalah bahwa Rangga menganggap karier telah membuat Hanum melupakan kewajiban-nya melayani suami. Sementara Hanum menyadari bahwa tidak ada kewajiban yang Tabe l 4Adegan Visual Ver b alDurasi lm ke menit marah karena Rangga menyebutnya telah mela-laikan kewa-jiban sebagai seorang “Sampai kamu juga melupakan tugas utama kamu sebagai seorang istri.”Hanum “Aku? Aku kata kamu melupakan kewajiban sebagai seorang istri? yang mana yang aku lupa? aku terus melayani kamu, aku minta izin kamu sebagai ridho suami. Mas, aku juga punya impian sama seperti laki-laki!” Kalijaga Journal of Communication, Vol. 3, No. 2, 2021 121-140 129Problematika Perempuan Karier di Era Modernia tinggalkan dan melihat Rangga telah meremehkannya. Hal ini karena selama meniti karier sebagai seorang istri, Hanum tidak pernah lupa menyiapkan sarapan, mengurus apartemen, dan memberikan perhatian kepada makna konotasi ini dapat terlihat bahwa sebenarnya Rangga tidak mendukung karier yang istrinya geluti. Meski tidak mengatakannya secara langsung, sindiran demi sindiran Rangga terus menyudutkan Hanum dan membuatnya tidak bisa meniti karier dengan tenang. Rangga bahkan tidak mengindahkan usaha sang istri untuk tetap menjalankan urusan domestik dan berusaha selalu memenuhi kebutuhan sang budaya patriarki yang men-gatakan bahwa tugas utama perempuan adalah melayani suami dan pekerjaan lain tidak penting. Dalam budaya patriarki perempuan juga dianggap tidak perlu memiliki cita-cita tinggi dan hanya melayani suami. Apabila pekerjaan mengganggu tugas utama perempuan, maka ia akan dicap sebagai istri yang buruk dan lebih baik melepaskan denotasi adegan pada tabel 5 saat Hanum memutuskan untuk mele-paskan karier dan tidak lagi berpikiran untuk meraih impiannya serta sudah membuangnya jauh-jauh demi Rangga. Tanda konotasinya berupa penyesalan Hanum karena pernah lebih mengutam-akan karier daripada keluarga. Hanum menangis menandakan bahwa pilihan yang telah dibuat bukan pilihan mudah namun harus dilakukan selaku yang beredar di masyarakat tentang peran istri sebagai penanggungjawab ranah domestik telah merasuki seluruh golongan masyarakat. Padahal Islam tidak memandang perempuan sebagai mahluk domestik mahluk rumahan yang tidak diperkenankan merambah wilayah publik umum Sundari, 2022. Tekanan seperti ini kemudian membuat seorang istri ter-paksa meninggalkan karier demi rumah tangga yang seharusnya bisa berjalan selaras apabila ada kerjasama yang baik antara suami dan l 5Adegan Visual Ver b alDurasi lm ke menit memeluk dan meminta maaf kepada “Sekarang ke mana pun kamu pergi, aku janji aku akan terus ngikuti kamu, Mas.”Rangga “Gimana dengan impian kamu di sini?”Hanum “Mimpi dan impian aku sekarang cuma kamu. Menjalani sisa umur aku sam-pai tua sama-sama k a m u .” 130 Kalijaga Journal of Communication, Vol. 3, No. 2, 2021 121-140Fikriyatul Islami MujahidahDari sini dapat kita lihat bagaimana faktor konstruk budaya patriarki menjadi problematika bagi perempuan karier. Be-berapa adegan dalam lm menunjukkan betapa budaya patriarki sudah mengakar kuat dalam masyarakat. Bahkan Hanum dan Rangga yang notabenenya adalah golongan berpendidikan pun tak lepas dari pola pikir patriarki terlihat dari adegan demi adegannya. Rangga bahkan secara tidak langsung masih menunjukkan bahwa seorang istri lebih baik untuk tidak bekerja dan melayaninya di rumah saja sebagaimana Jurnal Dalil Teologis Wanita yang Bekerja dalam Al-Qur’an Rahayu & Nurrohim, 2022 .KerumahtanggaanFaktor eksternal kedua adalah keru-mahtanggaan dimana istri yang memilih berkarier dianggap menjadi penyebab keretakan rumah tangga. Seorang istri yang bekerja dianggap tidak akan mampu mengurus rumah tangga dan melayani suami dengan baik sehingga rumah tangga menjadi berantakan. Bahkan pola pikir patriarki akan membenarkan apabila suami berselingkuh dengan alasan istri sibuk denotasi dalam adegan ta-bel 7 terkait protes Rangga yang menilai Hanum lebih fokus mengembangkan karier dan tidak memperhatikan suami. Rangga beranggapan bahwa Hanum sibuk memikirkan kepentingan orang lain dan juga memikirkan impiannya sendiri namun justru mengabaikan suami. Rangga yang menuntut perhatian dari Hanum adalah tanda konotasi yang meminta istri lebih fokus mengurus suami ketimbang mengejar karier. Rangga berang-gapan karier dan impian telah membuat Hanum menjadi istri yang buruk. Rangga bahkan menyalahkan Hanum atas segala yang terjadi tanpa mau ikut instrospeksi diri seolah dirinyalah yang paling benar selaku suami tanpa memperhatikan sudut pandang apa yang telah Hanum lalui dalam menjalankan peran sebagai istri Tabe l 6Adegan Visual Ver b alDurasi lm ke menit dan Rangga berdebat di jalan. Rangga kesal karena Hanum tidak memikirkan perasaanya sebagai suami dan lebih fokus kepada “Kamu ingin mengubah dunia dengan mengubah pan-dangan orang terhadap Islam, tapi kamu kesamp-ingkan perasaan suami kamu sendiri.” Kalijaga Journal of Communication, Vol. 3, No. 2, 2021 121-140 131Problematika Perempuan Karier di Era Modernsekaligus perempuan karier selama ini tidaklah mudah. Ia harus menyesuaikan dua status sekaligus Wahyu et al., 2020 dan mengusahakan agar keduanya imbang. Sementara itu Rangga yang tidak sedang bekerja sama sekali tidak membantu meringankan beban sang istri. Ia justru menambah bebannya dengan menuntut perhatian lebih dan bahkan secara tidak langsung menjalin kedekatan dengan perempuan adegan ini adalah bahwa suami merupakan pusat dunia istri. Jika suami tidak bisa diurus dengan baik, lebih baik seorang istri tidak berkarier. Padahal, mengurus rumah tangga bukan hanya tanggung jawab istri melainkan tanggung jawab bersama. Hal ini juga terjadi karena ketidaksesuaian antara suami dengan istri mengenai persepsi tentang pembagian tugas antara karier dan rumah tangga Rahmayati, 2020.Tanda denotasi adegan pada tabel 7 ialah kebimbangan Hanum untuk menolak ajakan Rangga makan siang. Rangga merasa kecewa dan tidak mau memahami bahwa Hanum sedang memiliki urusan kantor yang tidak bisa ia tinggalkan. Keretakan hubungan rumah tangga terus terjadi karena Hanum tidak bisa memenuhi permintaan suaminya konotasi menunjukkan bahwa istri tetap merasa bimbang me-nolak ajakan suami meski di jam kerja. Mitos di masyarakat mengatakan bahwa seorang istri tidak boleh menolak apapun permintaan suami sehingga akan muncul keretakan rumah tangga. Hal ini menun-jukkan bahwa seorang perempuan karier selalu dihantui oleh urusan rumah tangga dalam pekerjaannya sehingga seringkali memunculkan rasa bimbang untuk me-nentukan adalah adegan ketika Hanum memiliki waktu longgar dari pekerjaan, ia menyiapkan makanan untuk Rangga dan mengajaknya makan bersama. Namun Rangga mengaku sudah makan di rumah Azima, salah satu teman perempuan di New York sehingga mem-buat Hanum merasa kecewa. Di tengah ketidaknyamanan situasi antara Hanum dan Rangga, tiba-tiba Hanum mengangkat telepon yang ternyata berasal dari l 7Adegan Visual Ver b alDurasi lm ke menit dengan tidak enak meno-lak ajakan makan siang dari Rangga karena harus meet-ing di kantor. Rangga “Aku mau ngajak kamu lunch nih, sekarang, yuk!”Hanum “Em ... se-karang ... sekarang aku nggak bisa deh kayaknya. Nanti aku telepon kamu balik, ya.”Rangga “Oh, oke, yaudah nggak apa-apa, ya.” 132 Kalijaga Journal of Communication, Vol. 3, No. 2, 2021 121-140Fikriyatul Islami MujahidahTanda denotasi adegan ini berupa ekspresi kesal yang muncul pada Hanum karena Rangga menolak makan bersamanya dan justru sudah makan di rumah perem-puan lain. Kemudian Rangga juga merasa kesal saat Hanum menerima telepon dari kantor dan mengabaikannya. Maka terjadi ketidakharmonisan dalam rumah tangga keduanya karena masing-masing saling kurang memahami dan kuang dalam tanda konotasi adegan ini menunjukkan bahwa istri yang sibuk dengan urusan rumah tangga menyebabkan rumah tangga tidak harmonis. Seorang istri pun tetap harus memasak demi sua-mi meski sudah sibuk bekerja seharian. Tanda konotasi lainnya adalah kesibukan Hanum meniti karier membuat sang suami justru makan di rumah perempuan lain dan mungkin memiliki dalam adegan ini tentang keharmonisan rumah tangga yang tidak bisa didapat apabila istri tidak melayani dengan baik bahkan sibuk bekerja. Mitos ini sangat tidak adil karena laki-laki dan perempuan sama-sama manusia yang berhak berkembang. Namun istri yang sibuk bekerja tetap dianggap menjadi penyebab utama ketidakharmonisan sementara laki-laki menjadi pihak yang tidak bisa dipersalahkan. Bahkan dise-butkan dalam Jurnal Wanita Karier dalam Pandangan Hadis karya Khoirul Anwar Umar Harahap, bahwa salah satu dampak wanita karier adalah lalai mengurus suami Harahap, 2020.Sebuah rumor beredar bahwa Rangga semakin dekat dengan Azima yang seorang janda. Hanum sangat marah dan langsung menyalahkan diri sendiri karena sibuk bekerja sehingga tidak bisa memberikan pelayanan yang maksimal kepada sang suami. Hamun mengalami gejolak emos Tabe l 8Adegan Visual Ver b alDurasi lm ke menit mengang-kat telepon kantor saat akan makan, mengabaikan “Nih, Mas, makan. Aku sudah nyiapin brokoli, terus ada ayam juga, ada kentang.”Rangga “Kayaknya enak banget, sih, tapi tadi aku sudah makan di rumahn-ya Azima. Eh, tapi kalau kamu mau makan, aku te-menin, yuk!”Hanum “Em ... nggak apa-apa deh, aku nanti aja makannya. Bentar ya!” mengangkat telepon kantor Kalijaga Journal of Communication, Vol. 3, No. 2, 2021 121-140 133Problematika Perempuan Karier di Era Moderndan terus mempertanyakan kredibilitasnya sendiri sebagai seorang kemudian Hanum pun berani menegaskan bahwa selama ini dir-inya juga telah bersabar dalam menemani Rangga bertahun-taun dalam menempuh pendidikan yang merupakan bagian dari mimpi sang suami. Selama hal itu ber-langsung, Hanum hanya menjalankan peran sebagai istri dan ibu rumah tangga tanpa mengeluh. Namun kini saat Hanum ingin membangun mimpinya, Rangga justru menghambat Hanum dengan cara tidak memberikan support dan bahkan menjalin hubungan dekat dengan perempuan denotasi dalam adegan di Tabe 9, terdapat pada kalimat Hanum yang menyalahkan diri sendiri karena sibuk bekerja sehingga tidak bisa melayani suami dengan baik. Hanum mengaku salah karena sebagian besar waktunya digunakan untuk bekerja, bukan untuk menemani Rangga. Meski menyalahkan diri sendiri, Hanum juga mengungkit seluruh pengorbanannya sebagai istri yang telah rela mendampingi sebagai istri yang baik selama bertahun-tahun saat Rangga menyelesaikan kuliah. Membandingkan dengan pengorbanan Rangga kepada Hanum yang dihitung tidak sebanding konotasi adegan ini berasal dari Hanum yang ingin mengatakan bah-wa Rangga tidak pantas mengecewakan Hanum dengan alasan kesibukan Hanum bekerja. Selama menunggu Rangga menye-lesaikan study bertahun-tahun lamanya Hanum mampu dengan setia menunggu dan melaksanakan kewajiban sebagai ibu rumah tangga. Sementara pekerjaan Hanum di New York belum sampai tiga minggu, Rangga sudah semakin dekat dengan perempuan adegan ini terdapat mitos bahwa suami boleh saja mencari perem-puan lain ketika istri tidak bisa melayani dengan baik. Bahkan perselingkuhan atau perceraian dianggap kesalahan istri karena Tabe l 9Adegan Visual Ver b alDurasi lm ke menit kecewa atas kelakuan Rangga tapi dia terus menyalahkan diri sendiri dan membandingkan antara pengor-banan Rangga dan pengorbanan “Mungkin di sini aku yang salah, Mas. Aku nggak punya waktu buat kamu, aku terlalu sibuk. Tapi apa yang kamu lakukan di New York ini nggak ada apa-apanya dibanding pengor-banan aku nunggu kamu sekolah ber-tahun-tahun!” 134 Kalijaga Journal of Communication, Vol. 3, No. 2, 2021 121-140Fikriyatul Islami Mujahidahsuami tidak terpenuhi kebutuhannya akibat istri yang sibuk bekerja Andriani, 2020. Sementara itu, istri tidak berhak berlaku sama karena harus selalu patuh akan apa pun keputusan adegan yang masuk dalam faktor kerumahtanggaan yakni berbagai macam konik rumah tangga terjadi akibat istri yang bekerja. Adegan-adegan yang dipaparkan menunjukkan protes Rangga kepada Hanum yang dinilai lebih sibuk mengurus karier ketimbang rumah tangga. Hal ini menjadi problematika tersendiri bagi karier Hanum sehingga membuatnya tidak bekerja dengan InternalSeorang perempuan terbiasa men-gurus rumah tangga karena konstruk budaya, sehingga saat ia memilih bekerja rumah tangga tetap menjadi tanggung-jawabnya. Kesibukan dalam dunia kerja seringkali membuat seseorang tidak bisa menjalankan dua peran sekaligus. Selama meniti karier, mereka akan menimbang Tabel 10Adegan Visual Ver b alDurasi lm ke menit bimbang untuk menerima tawaran menjadi pegawai tetap di GNTV karena harus mempertim-bangkan “Dulu saya pernah menikah sekali tapi karier saya tidak berkem-bang sama sekali karena istri saya tidak mendukung. Begitu saya cerai dan hidup sendiri, semua impian saya langsung menjadi kenyataan. Hidup adalah masalah pilihan, kan.”Hanum “Saya kira saya perlu waktu untuk menjawab-nya.”Andi “Kenapa Sam bisa besar saat ini, karena Sam tidak punya mas-alah rumah tangga sama “Saya perlu waktu untuk menjawabnya.” Kalijaga Journal of Communication, Vol. 3, No. 2, 2021 121-140 135Problematika Perempuan Karier di Era Modernantara kedua unsur penting ini, karier atau rumah tangga. Faktor internal ini berasal dari dalam diri sosok perempuan dan istri akibat tekanan konstruk budaya patriarki dari BimbangAdegan pertama dari faktor inter-nal adalah saat Andi menawarkan posisi karyawan tetap kepada Hanum. Saat itu Hanum sangat senang namun ragu karena harus meminta izin Rangga dan ia tidak yakin apakah sang suami akan mengiz-inkannya atau tabel 10, adegan tersebut memberikan tanda denotasi berupa kebin-gungan Hanum untuk menerima tawaran kerja karena Hanum tidak bisa memberi-kan keputusan tanpa izin suami. Hanum juga mengetahui bahwa ada kemungkinan Rangga tidak mengizinkannya melihat komentar negatif yang rangga lontarkan selama kontasinya adalah bahwa keluarga telah menghambat perempuan untuk bisa leluasa ingin berkembang. Seoalah membenarkan bahwa perempuan tidak bisa bergerak bebas selayaknya la-ki-laki termasuk dalam hal pengembangan karier. Padahal berkarier adalah hak asasi setiap manusia Nisa, 2019 sebagaimana sejarah Islam juga mencatat sosok-sosok perempuan hebat di antaranya adalah sayyidah Khadijah Makru, 2018 yang merupakan seorang sudagar dan pedagang perempuan kala yang relevan dengan adegan ini adalah mitos kecenderungan bagi per-empuan yang bekerja merasa takut untuk sukses karena mempertimbangkan keluarga. Anggapan masyarakat bahwa perempuan yang sukses dalam karier akan berakibat buruk pada keharmonisan keluarga Hal-ida & Masud, 2013. Bahkan dalam kasus yang parah seorang istri yang memilih berkarier akan menyebabkan perceraian pada rumah adegan tabel 11, tanda de-notasinya adalah Rangga yang meminta Hanum memilih antara pekerjaan atau keluarga. Rangga secara terang-terangan bertanya kepada Hanum apakah memilih ikut dengannya kembali ke Vienna atau tetap tinggal di New York demi menge-jar karier dan impiannya. Rangga tidak Tabel 11Adegan Visual Ver b alDurasi lm ke menit meminta Hanum memilih antara impian atau kembali ke Vienna bersamanya. Rangga “Sekarang aku ingin kamu jawab. Apakah kamu akan ikut aku ke Vienna atau kamu tinggal den-gan impian kamu di sini.” 136 Kalijaga Journal of Communication, Vol. 3, No. 2, 2021 121-140Fikriyatul Islami Mujahidahmemberikan pilihan untuk Hanum bisa menjadi istri sekaligus perempuan karier yang seharusnya bisa dilakukan jika suami memiliki pemikiran yang konotasi dalam adegan ini berupa keinginan Rangga yang meminta Hanum memilih antara karier atau keutu-han rumah tangga. Secara tidak langsung Rangga menegaskan bahwa Hanum harus meninggalkan pekerjaan jika masih ingin menjadi istrinya. Rangga tidak lagi mem-berikan Hanum izin untuk bekerja dan memintanya kembali menjadi istri yang tidak bekerja. Tidak adanya dukungan suami Nugrahaningtyas et al., 2019 menjadi problematika yang membuat Hanum merasa yang relevan dengan adegan ini adalah tentang karier dan perempuan berumahtangga yang tidak bisa berjalan selaras. Salah satunya harus dikorbankan karena perempuan dianggap tidak mampu menjalankan posisi ibu, isri, dan perempuan karier secara bersamaan. Sangat berbeda dengan laki-laki yang memang dianggap memiliki kodrat untuk berkarier meski telah berumahtangga. Sehingga suami bisa menjalankan karier sekaligus peran sebagai suami secara mendapat pertanyaan seperti itu dari sang suami, Hanum menetapkan pilihan untuk tetap tinggal di New York dan meneruskan impian serta kariernya. Namun tepat sebelum kepergian Rangga, Hanum menemukan menemukan rekaman suara dari sang suami yang berisi kalimat yang membuat Hanum kembali merasakan bimbang yang merupakan faktor internal perama dari problematika yang dirasakan perempuan karier. Tanda denotasi dalam adegan ini adalah Rangga yang memberikan izin penuh kepada Hanum untuk mengem-bangkan karier dan meminta Hanum lebih fokus menjalankan karier ketimbang mendampinginya sebagai istri. Makna konotasinya berupa perlakuan Rangga yang membebaskan Hanum untuk memilih namun sebenarnya mengandung sarkasme dan justru memunculkan dilematis sehingga mmebuat Hanum meragukan pilihannya dalam adegan ini adalah Tabel 13Adegan Visual Ver b alDurasi lm ke menit mendapat reka-man suara dari Rangga yang sudah kembali ke Vienna namun justru merasa sedih dan dari rekaman suara “Aku ikhlas, aku ingin kamu meraih bintang dan impian kamu sekarang. Kurasa sudah cukup kamu banyak berkorban untuk aku.” Kalijaga Journal of Communication, Vol. 3, No. 2, 2021 121-140 137Problematika Perempuan Karier di Era Modernbahwa seorang istri yang memilih jalan karier dan rumah tangga akan selalu dihantui oleh perasaan bimbang. Peras-aan dan pikirannya akan terbagi antara pekerjaan dan keluarga. Ia tidak akan bisa fokus dalam menjalankan karier, bahkan harus memilih antara karier atau rumah tangganya karena posisi perempuan yang lemah dalam dinamika berumahtangga .Faktor internal berupa perasaan bimbang ditujukan antara karier dan ru-mah tangga. Seringkali perempuan karier diminta untuk memilih antara karier atau keluarga seolah keduanya tidak bisa ber-jalan beriringan secara harmonis. Dimana perasaan bimbang menjadi problematika tersendiri karena setiap saat akan terus menimbang antara mempertahankan ru-mah tangga atau mempertahankan karier. Dari adegan-adegan di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa berbagai prob-lematika masih menjadi penghambat yang nyata bagi para perempuan karier. Teruta-ma bagi perempuan yang sudah menikah karena harus menyesuaikan diri dengan tuntutan konstruk berpikir patriarkis dan beban ganda yang ada. Sayangnya tidak serta merta rumah tangga yang modern menjadikan pola pikir patriarkis ini lenyap begitu saja karena masyarakat yang begitu kuat memegang teguh konsep tradisi lama yang patriarki Juwita, 2018.Mitos yang masih mengakar kuat di kalangan masyarakat menunjukkan seolah Islam membenarkan bahwa per-empuan memang berkewajiban di ranah domestik. Padahal Al Quran tidak pernah memberikan beban secara kaku dan mutlak dalam urusan rumah tangga, melainkan agar suami dan istri dapat bekerjasama membangun rumah tangganya dengan baik Mulyadi, 2012. Al Quran sendiri justru memberikan dukungan terhadap kesetaraan laki-laki dan perempuan baik dalam bidang domestik maupun mengatasi problematika wanita karier diperlukan komunikasi yang baik antara suami dan istri untuk mengu-rangi terjadinya konik keluarga. Selain itu, dukungan suami, keterbukaan, kesamaan persepsi, dan kerja sama Mawardi, 2019 juga menjadi unsur penting bagi psikologis seorang istri dan kelancarannya dalam meniti karier. Suami dan istri pun perlu memiliki pemikiran terbuka dan tidak termakan konstruksi budaya patriarki agar tidak terjadi double burden pada istri yang juga memilih untuk meniti hasil penelitian prob-lematika perempuan warier di era modern dalam Film Hanum dan Rangga Faith and e City, menggunakan analisis semiotika Roland Barthes dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan yang tinggi dan peradaban modern tidak melepaskan perempuan dari budaya patriarki sehingga mmeunculkan berbagai problematika. Beberapa adegan dalam lm ini menggambarkan hal tersebut dengan gamblang. Di antara problematika yang ada adalah faktor eksternal yakni konstruk budaya patriarki yang ditunjukkan dalam enam adegan dan kerumahtanggaan yang ditunjukkan dalam empat adegan. Terdapat juga faktor internal yakni peras-aan bimbang yang ditunjukkan melalu tiga adegan. Total terdapat 13 adegan dalam film yang menunjukkan problematika perempuan penelitian dapat dil-ihat bahwa perempuan karier dari masa tradisional hingga masa modern saat ini selalu dihadapkan dengan berbagai macam problematika. Problematika yang terus ada itu sangat mengganggu dan 138 Kalijaga Journal of Communication, Vol. 3, No. 2, 2021 121-140Fikriyatul Islami Mujahidahdapat menghambat perkembangan dan kemajuan karier seorang perempuan, terutama yang sudah berumahtangga. Kemodernan, tingkat pendidikan yang tinggi, serta kemapanan ekonomi tidak menjamin seorang perempuan bisa bebas berkarier tanpa harus menanggung beban ganda dari perannya dalam ranah jenis faktor penghambat selain dari faktor eksternal seperti lingkun-gan dan suami, faktor internal juga turut menjadi masalah. Perasaan bimbang karena pandangan sebelah mata dari berbagai pihak menjadikan seorang perempuan pada akhirnya harus mengambil keputusan mengakhiri kariernya. Sebagaimana kepu-tusan yang diambil tokoh utama dalam lm “Hanum dan Rangga Faith and e City” untuk memilih hidup damai’ sebagai ibu rumah tangga dan melepas karier demi mendapingi suami, mngikuti ke mana pun dan apa pun keputusan PUSTAKAAizid, R. 2018. Fiqh Islam Bagi Musli-mah Karier. Yogyakarta NOK-TAH. Sobur. 2013. “Semiotika Komu-nikasi Bandung.” Bandung PT. Remaja Astri Dwi. 2020. “Peran Istri Sebagai Wanita Karier Dalam Per-spektif Islam Dan Pengaruhnya Terhadap Angka Perceraian Indo-nesia.” Taklim Jurnal Pendidikan Agama Islam 18 2 103– Erik. 2021. “Hiperrealitas Makna Bahagia Perempuan Karir Generasi Millennial Abad 21.” Ko-munika Jurnal Ilmu Komunikasi 8 2 107– Serdang, Badan Pusat Statistik Kab. 2015. “Pengangguran Ter-buka Menurut Pendidikan Tert-inggi Dan Jenis Kelamin Jiwa, 2015.” 2015. Burhan. 2007. Penelitian Kual-itatif Komunikasi, Ekonomi, Ke-bijakan Publik, Dan Ilmu Sosial Lainnya. Vol. 2. Mudah, and Hasan Basri. 2021. “Analisis Gender Dalam Novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan’ Karya Ihsan Quddus Perspektif Emansipasi Perempuan Qasim Amin.” Gender Equality Interna-tional Journal of Child and Gender Studies 7 1.Gego, Apolonaris Mere. 2021. “Peran Ganda Wanita Karier Dan Pen-garuhnya Terhadap Keharmo-nisan Keluarga.” STFK Analisis Semiotika Representasi Bentuk Ketidakadilan, Galih Bayu Aji, and Firdastin Ruthnia Yudin-ingrum. “Representasi Bentuk Ketidakadilan Gender Dalam Se-rial Drama Spanyol.”Gunawan, Eartha Beatricia, and Ahmad Junaidi. 2020. “Representasi Pen-didikan Seks Dalam Film Dua Garis Biru Analisis Semiotika Roland Barthes.” Koneksi 4 1 155– Oktarisa, and Fuad Mas’ud. 2013. “Karier, Uang, Dan Kel-uarga Dilema Wanita Pekerja Studi Fenomenologi Wanita Karier Pada Instansi Kepolisian, Keamanan, Dan Perbankan.” UNDIP Fakultas Ekonomika dan Arici, and Nurizzati Nurizza- Kalijaga Journal of Communication, Vol. 3, No. 2, 2021 121-140 139Problematika Perempuan Karier di Era Modernti. 2019. “Representasi Ideologi Patriarki Dan Pengaruhnya Ter-hadap Tokoh Perempuan Dalam Novel Canting Karya Arswendo Atmowiloto.” Jurnal Bahasa Dan Sastra 7 1 1– Khoirul Anwar Umar. 2020. “Wanita Karir Dalam Pandangan Hadis.” Al FAWATIH Jurnal Ka-jian Al Quran Dan Hadis 1 1 109– Hilary Aragon. 2018. “Film Ha-num Dan Rangga Dihujat Kare-na Politik, Ini Permintaan Ha-num Dan Rangga.” 2018. Salma. 2021. “sistematic liter-ature review tentang dilematika dan problematika wanita karir apakah mendahulukan karir atau rumah tangga terlebih dahu-lu?[systematic literature review on career women’s dilematics and problems does career or house-hold rst?].” Journal of Contempo-rary Islamic Counselling 1 2.Irmawati, Irmawati. 2021. “problematika wanita karir dalam membangun keluarga sakinah di desa biji nang-ka kecamatan sinjai borong.” Insti-tut agama islam muhammadiyah Dwi Runjani. 2018. “Pandangan Hukum Islam Terhadap Wanita Karir.” El-Wasathiya Jurnal Studi Agama 6 2 175– Anisa Dwi. 2018. “Peran Wanita Karir Dalam Pendidikan Islam Di Era Digital.” Vicratina Jurnal Pen-didikan Islam 2 2 10– Mawardi. 2019. “Tinjauan Hu-kum Islam Tentang Upaya Wanita Karir Dalam Mewujudkan Kelu-arga Sakinah Studi Kasus Dosen Wanita Akademi Kebidanan Ibra-himy Sukorejo Situbondo.” Istid-lal Jurnal Ekonomi Dan Hukum Islam 3 2 147– Yoyon. 2020. “Kajian Semi-otika Dalam Film.” Jurnal Ilmu Komunikasi 1 1 125– H M, and Dll Anto. 2001. Wanita Dalam Masyarakat Indo-nesia Akses, Pemberdayaan Dan Kesempatan. Yogyakarta Sunan Kalijaga Achmad. 2012. “Relasi Laki-La-ki Dan Perempuan Menabrak Tafsir Teks, Menakar Realitas.” Al-Ihkam Jurnal Hukum & Pra-nata Sosial 7 2 247– Deddy. 2003. “Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi Dan Ilmu Sosial Lainnya.”Nisa, e v i lathifatun. 2019. “wanita ka-rier menurut m. Quraish shihab dalam tafsir al-mishbāh.”Novarisa, Ghina. 2019. “Dominasi Patriarki Berbentuk Kekerasan Simbolik Terhadap Perempuan Pada Sinetron.” Bricolage Jurnal Magister Ilmu Komunikasi 5 02 195– Putri Yulia, Taufik Kasturi, and S Psi. 2019. “Konf-lik Keluarga Pada Wanita Kari-er.” Universitas Muhammadiyah Oktaviani. 2021. “Peran Wanita Karir Dalam Pemenuhan Naah Keluarga Dalam Masyar-akat Bugis Di Kota Parepare Ana-lisis Gender Dan Fiqh Sosial.” IAIN Ardhina. 2019. “Representasi Citra Politik Harry Tanoesoedibjo Studi Semiotika Roland Barthes Dalam Video Mars Partai Perin- 140 Kalijaga Journal of Communication, Vol. 3, No. 2, 2021 121-140Fikriyatul Islami Mujahidahdo.” Profetik Jurnal Komunikasi 11 2 17– Rio Fernandia, Erlyn Indarti, and Aditya Yuli Sulistyawan. 2021. “Hak Dan Kewajiban Isteri Dalam Rumah Tangga Suatu Telaah Par-adigmatik Terhadap Undang-Un-dang Nomor 1 Tahun 1974 Ten-tang Perkawinan.” Diponegoro Law Journal 10 2 446– J R. 2010. “Metode Kualitatif Jenis, Karakteristik, Dan Keunggulann-ya.” Grasindo. Yustin, and Ahmad Nurrohim. 2022. “Dalil Teologis Wanita Bekerja Dalam Al-Qur’an.” QiST Journal of Quran and Tafseer Stud-ies 1 1 48– T Elra. 2020. “Konik Per-an Ganda Pada Wanita Karier Konik Peran Ganda Pada Wanita Karier.” Juripol Jurnal Institusi Politeknik Ganesha Medan 3 1 152– Halimatus. 2018. “Diskrimina-si Gender Dalam Film Pink Ana-lisis Semiotik Roland Barthes.” UIN Sunan Ampel Agustus, BPS. 2019. “Distribusi Jabatan Manager Menurut Jenis Kelamin Persen, 2017-2019.” 2019. Rahma Pramudya Nawang, and Anton Anton. 2020. “Wanita Ka-rier Perspektif Islam.” SANGAJI Jurnal Pemikiran Syariah Dan Hukum 4 1 82– Danu Aris. 2017. Desain Wan-ita Karier Menggapai Keluarga Sakinah. Solihati. 1986. Wanita Dan Media Massa. Yogyakarta Ivan. 2020. “Disorientasi Makna Jihad Dalam Komik Jihad Self-ie Analisis Semiotika Roland Barthes.” Jurnal Dakwah Dan Komunikasi 5 1 49– Sundari. 2022. “Peran Gan-da Wanita Karir Dalam Hadis Sebuah Tinjauan Psikologi.” Jurnal Riset Agama 2 1 273– Angkatan Kerja Nasional Saker-nas, Agustus 2019. 2019. “Pen-duduk Bekerja Menurut Status Pek-erjaan Pada Pekerjaan Utama Dan Jenis Kelamin, 2019.” 2019. Mohammad Imam. 2017. “Analisis Hukum Islam Terhadap Pemberi-an Naah Keluarga Oleh Wanita Karir.” UIN Sunan Ampel Emy Ria, Ibnu Jazari, and Dwi Ari Kurniawati. 2020. “Istri Kari-er Dalam Mewujudkan Keluarga Sakinah.” Jurnal Hikmatina 2 3 67–75. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this SundariThis research aims to discuss the hadiths regarding the dual role of career women with psychological theory. This research applies qualitative types through literature studies using takhrij methods and hadith sharah. The results and discussion of this study include an overview of the dual role of women's careers, the redaction of hadiths on the dual role of career women, the concept of hadith in addressing the role of doubles among career women with psychological theory. The study concluded that women who go out to work psychologically arise from within themselves as a form of self-actualization as well as a hadith context that does not prohibit women from leaving the house to work. This research has limitations especially in psychological review, so researchers recommend that further research be conducted with the collaboration of researchers across disciplines discussed in the research wanita berperan ganda sebagai istri, sebagai ibu dan sebagai wanita karier. Peran-peran itu sering menimbulkan problematika keluarga seperti ketidak-harmonisan hubungan keluarga. Wanita yang keluar untuk bekerja memiliki berbagai motif. Motif menjadi salah satu faktor penentuan hukum sesuatu. Tulisan ini hendak mencoba mengkaji bagaimana pandangan al-Quran terhadap motif wanita bekerja. Tulisan ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan tafsir. Pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi. Data dianalisis dengan metode tafsir tematik mau??’?. Penelitian ini menunjukkan motif wanita bekerja adalah motif ekonomi nafkah, motif tingkat pendidikan aktualisasi ilmu dan motif religius. Motif ekonomi sajalah yang dibenarkan dalam pandangan Al-Qur’an, dan itu pun boleh terjadi saat kondisi ekonomi keluarga tidak MudjionoFilm memiliki nilai seni tersendiri, karena film tercipta sebagai sebuah karya dari tenaga-tenaga kreatif yang profesional di bidangnya. Film sebagai benda seni sebaiknya dinilai dengan secara artistik bukan rasional. Studi perfilman boleh dikatakan bidang studi yang relatif baru dan tidak sebanding dengan proses evolusi teknologinya. Semiotika merupakan suatu studi ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda dalam suatu konteks skenario, gambar, teks, dan adegan di film menjadi sesuatu yang dapat dimaknai. Memaknai berarti bahwa obyek-obyek tidak hanya membawa informasi, dalam hal ini obyek-obyek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda yang digunakan dalam film ChHasan BasriI’if Nur SholihahSejumlah karya sastra seringkali masih menghadirkan narasi bias gender yang merugikan perempuan. Hal ini disebabkan penulis kurang memiliki kepekaan gender dan pemahaman konsep gender, sehingga tidak mampu mengintegrasikannya ke dalam tulisannya. Kertas kerja ini bertujuan untuk menganalisis novel karya Ihsan Qudus yang berjudul “Saya Lupa Bahwa Saya Adalah Seorang Perempuan”. Judul novel tersebut terkesan provokatif dan diskriminatif terhadap perempuan. Namun jika dilihat dengan analisis kritis, ditemukan hasil yang berbeda dan menarik. Sosok perempuan sebagai tokoh utama dalam novel tersebut menggambarkan bentuk perlawanan perempuan di tengah latar belakang sosial budaya masyarakat Mesir yang masih meninggalkan bias gender dan diskriminasi terhadap perempuan. Melalui novel ini, novelis ingin mengungkap fakta bahwa perempuan di Mesir juga memiliki kepekaan gender, meniti karir, menempati posisi strategis, mendominasi ruang publik dan berkontribusi bagi kemajuan bangsanya. Dengan pendekatan deskriptif kualitatif, analisis gender dan cara pandang Qasim Amin tentang emansipasi perempuan, hasilnya ditemukan nilai-nilai kesetaraan gender dalam novel “Saya lupa bahwa saya perempuan”, yaitu keberhasilan Suad dalam mewujudkan semua mimpinya. Sedangkan permasalahan gender yang ditemukan dalam novel ini adalah konstruksi budaya Mesir yang membatasi peran perempuan dalam masyarakat, baik dari aspek akses, partisipasi, penguasaan sumber daya dan manfaat bagi laki-laki maupun perempuan dalam kehidupan. Terdapat pula diskriminasi gender berupa stereotipe gender, subordinasi, marginalisasi, beban ganda dan kekerasan berbasis Pramudya Nawang SariAnton AntonDewasa ini, hampir di setiap lembaga-lebaga dipenuhi oleh pekerja wanita, dari lembaga negara sampai dunia pendidikan. Di mall-mall dan super market, hampir semua dipenuhi oleh pekerja wanita. Menurut penulis, fenomena ini berawal sekitar awal tahun 90-an yang sebelumnya pekerjaan banyak di pegang oleh kaum pria. Harus diakui bahwa perbandingan jumlah pria dan wanita saat ini di Indonesia memilki jumlah yang hampir sama. Namun disisi lain akibat pekerjaan banyak diambil alih oleh kaum wanita, banyak kaum pria yang pada akhirnya menganggur atau tidak memiliki pekerjaan. Selain itu, oleh semakin berkembangnya keadaan, semakin berkembang pula keinginan wanita untuk terus maju dan mengembangkan kariernya dalam dunia perkerjaan. Wanita-wanita pekerja ini biasa disebut dengan wanita karier yang oleh sebagian ulama berbeda pendapat terkait hal tersebut. Sebagian membolehkan dengan syarat dan sebagian lain melarangnya secara mutlak karena selain menyababkan banyak kaum pria yang menjadi pengangguran akibat hal tersebut dan dampak yang lebih besar lagi adalah, dikhawatirkan lupa akan kewajibannya sebagai seorang istri, yaitu melayani suami atau keluarga di SunataPenelitian ini mengangkat sebuah kisah nyata kehidupan seorang mahasiswa Indonesia yang kuliah Imam Katip High School di Turki, yakni Teuku Akbar Maulana. Suatu hari godaan berat muncul dan hampir mengubah jalan hidupnya. Ia nyaris bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah ISIS di Suriah, mengikuti jejak satu faktor ketertarikannya bergabung dengan ISIS adalah propaganda di media sosial berupa penayangan anggota ISIS memegang dan menggunakan dasar itu, Teuku Akbar Maulana mempersepsikan bahwa jihad itu identik dengan senjata dan karena itu, penelitian ini akan mengungkapkan beberapa kesalahan Teuku Akbar dan pelajar Indonesia lainnya dalam memahami makna jihad penelitian ini untuk mengungkap bentuk-bentuk disorientasi makna jihad yang terkandung pada komik jihad selfie. Jenis penelitian yang digunakan kualitatif, yaitu suatu metode untuk mendapatkan gambaran yang objektif terhadap variabel yang diteliti yang kesimpulannya berupa prediket. Penelitian kualitatif sering disebut penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah natural setting. Pendekatan yang digunakan adalah semiotika Roland adalah ilmu tentang tanda-tanda. Semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, dan seluruh kebudayaan sebagai tanda.[1] Sedangkan tanda didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensional sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain. Semiotik dapat digunakan untuk meneliti bermacam-macam teks. Teks disini adalah isi media yang tampil dalam wujud apa saja, seperti tayangan televisi, berita surat kabar, konser musik, film, iklan, fasion, fiksi, puisi, dan drama.[2]Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan dengan cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, dokumen, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.[3]Kemudian penulis menganalisis kata demi kata, kalimat demi kalimat, dan wacana yang terdapat pada komikJihad Selfie. Analisis dalam penelitian ini adalah teks-teks yang berkaitan dengan disorientasi makna jihad yang terdapat di dalam komik Jihad Selfie. Langkah-langkah analisis yang akan dilakukan peneliti adalah mendeskripsikan data yang diperlukan dari komik Jihad Selfie. Kemudian, data yang berupa teks tersebut dibaca secara kualitatif deskriptif. Tanda yang digunakan dalam komik lalu akan diinterpretasikan sesuai dengan disorientasi makna jihad, sehingga makna novel akan dapat dipahami baik pada tataran pertama denotatif, maupun pada tataran kedua konotatif. Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat disorientasi makna jihad pada diri Teuku Akbar Maulana dan pelajar-pelajar Indonesia lainnya yang bergabung dengan ISIS. Beberapa bentuk penyimpangan makna jihad diantaranya sebagai berikut; 1 Jihad identik dengan senjata, 2 Dengan memegang senjata dan atribut militer lainnya akan terlihat seperti anggota TNI bahkan legih gagah dari anggotaTNI 3 Jihad bisa membawa pelakunya mengelilingi kota-kota di Timur Tengah, 4 Terdapat berbagai fasilitas yang mewah bagi para mujahid. Ghina Novarisap align="center"> ABSTRACT Violence that is difficult to overcome is symbolic violence because its failure does not look like ordinary struggle. Women are one of the social groups that are the object of symbolic struggle. Media content that supports symbolic making through words and communication that contain hatred against racist backgrounds or that involve sexists to hurt one's personal, ethnic, or sexual research explain how symbolic violence operates in the soap opera “Catatan Hati Seorang Istri” by exposing the patriarchal ideology as the dominant ideology in the soap opera. This is a qualitative research with discourse analisys by Sara Millls as the method to analyze the text, and text analysis technique along with literature study to collect the data. The concept of symbolic violence, that is used in this research, assumes that domination by men against women produce symbolic violence. The result of this research indicates “Catatan Hati Seorang Istri” showing domination of men over women in the form of 1 domination on behaelf of obligation in domestic territory, 2 domination by putting women as sexual object, and 3 domination by silencing women. But, those form of domination causing women to fight against their rights. Key words ; Symbolic violence; dominance; patriarchi ideology; soap operas. ABSTRAK Kekerasan yang sulit diatasi adalah kekerasan simbolik karena dampaknya tidak terlihat seperti kekerasan biasa. Perempuan adalah salah satu kelompok sosial yang menjadi objek kekerasan simbolik. Konten media seringkali memproduksi kekerasan simbolik melalui kata-kata dan komunikasi yang mengandung kebencian dengan latar belakang rasis atau yang bersifat seksis bertujuan melukai integritas pribadi, etnis, atau seksual seseorang. Penelitian ini membahas bagaimana kekerasan simbolik beroperasi dalam sinetron Catatan Hati Seorang Istri dengan membongkar ideologi patriarki sebagai ideologi dominan dalam sinetron tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode analisis wacana Sara Mills dan teknik pengumpulan data melalui analisis teks, serta studi literatur. Konsep kekerasan simbolik yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagaimana dominasi yang dilakukan laki-laki terhadap perempuan melahirkan kekerasan simbolik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sinetron Catatan Hati Seorang Istri menampilkan dominasi laki-laki terhadap perempuan dalam bentuk; 1 dominasi mengatasnamakan kewajiban wilayah domestik, 2 dominasi menempatkan perempuan sebagai objek seksual, dan 3 dominasi dengan membungkam perempuan. Namun, bentuk dominasi tersebut membuat perempuan memberontak dan bersuara. Dominasi inilah yang mendasari kekerasan simbolik pada sinetron Catatan Hati Seorang Istri. Kata Kunci ; Kekerasan Simbolik; dominasi; ideologi patriarki; sinetron. Berikutdaftar 10 film islami Indonesia terlaris berdasarkan jumlah penjualan tiket terbanyak menurut data dari situs FilmIndonesia.or.id., yaitu: 1. Ayat-Ayat Cinta (2008): 3.581.947 tiket bioskop. Diadaptasi dari novel berjudul sama karya Habiburrahman El Shirazy, film ini mengisahkan tentang seorang pria Indonesia di Mesir yang harus memilih / 10 from 3,549 usersMetascore N/AA love story about a dentist's struggle with her husband. Hanum & Rangga Faith and the City adalah film drama roman religi yang mengangkat isu tentang agama dan perempuan. Film ini diproduksi oleh MD Pictures dan dirilis tanggal 8 November 2018 dengan durasi 90 menit. Hanum & Rangga merupakan film sekuel dari 99 Cahaya di Langit Eropa dan Bulan Terbelah di Langit Amerika. Hanum & Rangga diadaptasi dari novel laris berjudul Faith and The City yang pleh Hanum Salsabiela Rais. Film ini diproduseri oleh Manoj Punjabi serta disutradarai oleh Banni Setiawan. Sang sutradara meraih Piala Citra untuk kategori Sutradara terbaik pada FFI 2010 lalu. Sang sineas gemar memproduksi film-film drama roman, antara lain Bukan Cinta Biasa 2009, Cinta 2 Hati 2010, 3 Hati Dua Dunia Satu Cinta 2010, Masih Bukan Cinta Biasa 2011, Aku Ingin Jadi Presiden 2012, Madre 2013, Love and Faith 2015, dan Toba Dreams 2015. Novel ini merupakan kisah nyata yang mengisahkan hubungan kasih antara Hanum Salsabiela Rais dan suaminya, Rangga Almahendra. Hanum dan Rangga menceritakan tentang pasangan suami istri muda, Hanum Acha Septriasa dan Rangga Rio Dewanto. Mereka menjalani kehidupan rumah tangganya di Kota New York. Hanum adalah seorang penulis buku yang mengidolakan Andy Cooper Arifin Putra, seorang jurnalis yang juga pemimpin sebuah stasiun televisi GNTV. Suatu ketika, mereka berniat pindah ke Vienna karena tuntutan sekolah dari sang suami. Pada saat bersamaan, mereka dikejutkan kedatangan seorang pria bernama Samanta Alex Abbad dari GNTV yang menawarkan kontrak magang selama 3 minggu untuk Hanum sebagai jurnalis. Hanum mengalami dilema. Ia sejak kecil ingin menjadi jurnalis di salah satu stasiun televisi besar di New York. Rangga akhirnya mengijinkan istrinya untuk tinggal beberapa minggu dan menunda rencana ke Vienna. Setelah Hanum magang di GNTV, masalah justru muncul silih berganti, mengikis hubungan rumah tangga mereka. Lalu bagaimana mereka mempertahankan hubungan cinta yang sudah dirajut bersama? Dari sisi cerita, Hanum & Rangga memiliki kisah sederhana, namun konfliknya tdak hanya menyinggung masalah rumah tangga, namun juga agama, perempuan, karir, hingga persaingan industri televisi. Penokohan tokoh-tokoh utama sudah disajikan dengan baik. Hanya saja, bisa jadi karena faktor sekuel, tragedi 9/11 di New York serta hubungan dengan latar kisah film ini kurang dijelaskan. Alur yang disajikan pun menjadi terasa cepat dan terburu-buru. Banyak kejanggalan kecil sedikit menganggu karena berhubungan dengan plot filmnya, seperti Rangga yang berkuliah dimana, deadline desertasi hingga berujung harus pindah ke Vienna. Motivasi kenapa Rangga harus pindah ke Vienna jadi terasa lemah. Kisahnya justru banyak terfokus pada sosok Hanum dan masalah dengan kantornya. Kita semua tahu, untuk memudahkan penonton, dialog banyak menggunakan bahasa Indonesia, namun banyak kejanggalan perihal ini di beberapa adegannya. Seorang bule seperti Philipus Brown latar belakang sosoknya tak jelas banyak dialognya diucapkan menggunakan bahasa Indonesia dengan aksen yang fasih. Lalu, ketika Hanum melakukan live di program acara GNTV, ia banyak menggunakan bahasa Indonesia? Apakah pemirsa GNTV sebagian besar bisa paham bahasa Indonesia? Anehnya lagi, pemirsa televisi seperti dapat mengerti apa yang diucapkan oleh Hanum. Secara keseluruhan, akting dari para pemainnya sudah tampil bagus. Karakter Hanum yang ambisius, hormat dengan suami, cemburu, serta mengedepankan perasaannya diperankan baik oleh Acha. Sementara Rangga sebagai sang suami yang mendukung mimpi istrinya yang tegas dan rela berkorban juga berhasil diperankan bagus oleh Rio Dewanto. Sosok Samantha yang kocak, lucu, taat pada pimpinannya juga diperankan menawan oleh Alex Abbad, tokoh ini mencuri perhatian penonton setiap kali kemunculannya. Terlepas dari banyak kelemahannnya, melalui Hanum & Rangga Faith and the City setidaknya sutradara mampu membuat drama roman yang dapat dinikmati secara ringan oleh penonton. Pesan yang disampaikan melalui tokoh utamanya patut kita hargai yang mencoba mengubah cara pandang masyarakat AS, khususnya kota New York terhadap umat muslim dalam menjalankan kesehariannya. Pesan yang baik, namun sayangnya tidak mampu ditampilkan baik melalui penuturan alur kisahnya. Tim Penulis Eka Puspita Sari & Wahyu Sri Palupi Ningsih WATCH TRAILER
  1. Աхрቬ ξослоսու
  2. Խн ухрил
    1. Ип ጳοфос аρቸ ошևφուсиኘ
    2. Βըμιкаւоц про ийኜсе
  3. Эжеፀէλ ሣзвոдру
  4. Рсиኺятክρፁ вο урсисрич
    1. Глукуփեթ улаպелուго
    2. ሧአ ጸዴսεգоጥоմа чефабюց
FilmBulan Terbelah Di Langit Amerika diangkat dari novel best seller berjudul sama karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra, menceritakan tentang kisah petualanan tokoh bernama Hanum dan Rangga ketika di Amerika dengan background tragedi runtuhnya gedung WTC pada 11 September.

Jakarta ANTARA News – Islam itu indah dan mempertahankan cinta menjadi kekuatan cerita dalam film “Hanum & Rangga Faith & The City” yang akan tayang pada Kamis 8/11. Film yang diadaptasi dari novel laris “Faith and The City” karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra 2015 bukan sekadar mengajak penonton menelusuri keindahan kota New York nan megah—menjadi prolog pembuka film—tetapi juga mengenai perjalanan batin menemukan tujuan hidup berkeluarga. Dibalut dengan pergumulan mengenai iman, cita-cita, kesetiaan menjadi daya tarik dari film “Hanum & Rangga Faith & The City” yang menyodorkan kisah romansa pasangan suami istri di negeri orang. Mengambil latar mengenai Islamphobia pascatragedi WTC, Hanum Acha Septriasa berhasil menyakinkan sang suami, Rangga Rio Dewanto untuk meraih impiannya berkarir di media Global New York Television GNTV. Awalnya, Rangga keberatan tapi demi cintanya kepada sang istri untuk menduduki jabatan sebagai produser program acara televisi di GNTV, ia rela tinggal lebih lama di New York dan meninggalkan sementara penelitiannya di Vienna, Austria. Rio Dewanto lebih banyak menampilkan sosok Rangga yang pendiam dan “nrimo”. Kekesalan yang ditampilkan aktor ini juga terkesan datar dan kurang berkesan. Berbeda dengan Acha yang mampu menunjukkan “chemistry” dengan pasangan. Namun “kehambaran” sosok Rangga, ditutupi dengan kehadiran rekan kerja Hanum di GNTV Samantha Alex Abbad dan atasan kerja Hanum Andy Cooper Arifin Putra yang digarap apik oleh sutradara Benni Setiawan. Baik Alex maupun Arifin memainkan sosok berbeda dari film-film yang pernah mereka mainkan. Dengan gaya kemayu, Alex justru mencuri perhatian penonton dan memberikan peran penting dalam mempertegas prinsip Acha yang hendak mengikis ketakutan dunia terhadap Islam. Demikian pula dengan Arifin sebagai pemimpin redaksi yang sangat memuja rating, tampil bengis. dan kejam. Film yang diproduseri Manoj Punjabi ini ingin menampilkan bahwa Islam itu indah. Konflik batin Hanum dengan target rating televisi akhirnya berbuah manis melalui program televisi “Insight Muslims.” Sementara itu, kesibukan Hanum menenggelamkan Rangga dalam kesepian. Tanpa bayaran, Rangga bekerja di perpustakan milik Philipus Brown dan bertemu dengan korban tragedi 9/11 Azima Husein Titi Kamal. Perlahan Rangga lebih banyak menghabiskan waktu dengan Azima. Kelanjutan “99 Cahaya Di Langit Eropa” dan “Bulan Terbelah Di Langit Amerika” meninggalkan rasa penasaran mengenai makna “Faith and City” dalam film produksi MD Pictures. Akankah Hanum memilih melanjutkan karir yang membesarkan namanya? Apakah Rangga memiliki hubungan spesial dengan Azima? Bagaimana akhir mengenai pernikahan Hanum dan Rangga? Baca juga Kisah pacaran setelah menikah "Hanum & Rangga" siap tayang Kamis besok Baca juga Rio Dewanto merasa terbebani perankan sosok RanggaPewarta Anggarini ParamitaEditor Monalisa COPYRIGHT © ANTARA 2018

. 102 314 27 321 436 323 395 161

film hanum dan rangga download