Kesenianini berawal dari gambang kromong yang mendapat pengaruh dari Cina. Pengaruh itu tampak dari alat musiknya, melodi, tema cerita, dan para pelakunya yang kebanyakan dari Cina peranakan. Alat musiknya antara lain gambang, kenong, gendang, kecrek, gong dan alat musik Cina seperti tehyan, kongahyang, dan shukong. Instrumen yang tergabung dalam gambang rancag terbuat dari bambu (suling), kayu (gendang), dan resonator seperti sukong, perunggu (kromong, gong, kecrek), dan kulit (kendang).
Salah satu kebudayaan kontemporer yang berasal dari suku Betawi terbilang sangat unik dan tidak kalah menarik dari kesenian yang ada di daerah lain. Seni tari tradisional Betawi sebagaimana seni tari dari suku-suku lainnya di Indonesia, merupakan bagian dari sistem representasi sekaligus kristalisasi dari keseharian masyarakatnya. Contohnya Tari renggong Manis yang merupakan bentuk visual ekspresi kebahagiaan dan rasa kebersamaan masyarakat betawi. Tarian yang diberi nama Tari Renggong Manis ini kerap dimainkan dalam acara-acara resmi. Biasanya ditampilkan pertama sebelum memasuki acara utama, sebagai media penyambutan tamu. Kebahagiaan tuan rumah atas kedatangan tamunya diasosiasikan dengan keceriaan Tari Renggong Manis tersebut. Jika ditilik dari fungsinya, maka salah satu fungsi tari adalah sebagai ekspresi atau ungkapan perasaan yang divisualisasikan dalam bentuk gerak. Begitupula Tari Renggong manis, sebuah tarian yang merupakan ungkapan kebahagiaan dan rasa kebersamaan para remaja putri dari Betawi. Tarian ini merupakan hasil kawin silang budaya, yaitu perpaduan antara budaya Betawi, Arab, India, dan terutama budaya Cina Klasik. Penampilan Tari Renggong Manis diiringi oleh musik Gambang Kromong yang didominasi oleh suara rebab dua dawai. Dan, terdengar jelas bahwa dalam liukan-liukan suara rebab tersebut terdapat irama etnik Cina. Juga dari kostum yang mengiasi tubuh penari. Dapat dilihat bahwa pemilihan warna yang mencolok, motif kain dan pernak-perniknya yang sedikit terasa unsur budaya Cina. Hal tersebut terdengar wajar jika melihat banyaknya pengaruh budaya luar yang banyak masuk ke dalam budaya Betawi, lantaran mengingat letak Jakarta dan adanya pelabuhan Sunda Kelapa sendiri yang merupakan pintu menuju Indonesia di masa lampau. Photo Credit Salah satu kebudayaan kontemporer yang berasal dari suku Betawi terbilang sangat unik dan tidak kalah menarik dari kesenian yang ada di daerah lain. FILE/Dok/Ist. SANGGAR GANDES PAMANTES Video berikut adalah penampilan dari murid Sanggar Tari gandes Pamantes, yang membawakan tari Renggong Manis dan menggambarkan kebahagiaan serta rasa kebersamaan masyarakat betawi. Sanggar Tari Gandes Pamantes – Tarian Renggong Manis SUBSCRIBE UPDATE VIDEO TERBARU! INSTAGRAMsanggar_gandespamantes FACEBOOKGandes Pamantes TWITTERgandespamantes WEBSITE Contact Us 📱 0812 89 777 064 Hanupis!🙏 Baca Juga Bawakan Tari Leungiten, Gandes Pamantes Raih Juara Ke-3 Post navigation
Nah otomatis mereka membawa serta budaya mereka, termasuk makanan khas mereka. Jadilah tertukar-tukar dan menyerupai wisata kulinernya. 4. Kue talam. 5. Gado-gado. 6. Soto Betawi. Info gak penting dariku: saya sendiri mengganti santan dengan susu kedelai; atas pertimbangan untuk mencegah kolesterol.
Tari ini termasuk salah satu tarian tradisional yang berasal dari perpaduan berbagai budaya, Arab, Cina Klasik, Betawi dan India. Informasi yang didapat, awalnya tarian ini hanya dipentaskan pada acara-acara resmi sebagai penyambut tamu undangan. Gerakan yang dinamis dan irama penuh kegembiraan dan keceriaan inilah yang membuat Tari Renggong Manis dijadikan tarian untuk penyambutan tamu. Jumlah pengunjung 269
Pourtélécharger le mp3 de Tari Cente Manis, il suffit de suivre Tari Cente Manis mp3 If youre looking to download MP3 tracks for free, there are several things you need to keep in mind. First, ensure that the app youre using is free, and that it is compatible with the platform youre using. So that you can keep the files where youd like. If its not clear which to pick, follow our short guide
› Tanah Betawi tumbuh dan berkembang dengan beragam akulturasi kebudayaan, makanan, seni hingga tradisi dan ritual masyarakatnya. Peradaban dan modernitas yang terus berjalan membuat kesenian tradisi menjadi terpinggirkan. KOMPAS/TOTOK WIJAYANTOWarga berfoto di depan patung ondel-ondel yang dipasang di kawasan Pancoran Glodok, Tamansari, Jakarta Barat, tempat berlangsungnya Festival Pecinan 2019, Selasa 19/2/2019. Festival yang akan berlangsung hingga Rabu 20/2/2019 ini diisi dengan berbagai atraksi kesenian daerah, baik Betawi maupun catatan sejarah menunjukkan bahwa pada abad ke-2 telah ada masyarakat menghuni di sekitar sungai Ciliwung yang disebut sebagai Proto Melayu. Dari kawasan ini pula, perkembangan kota Batavia memberikan banyak kontribusi pada etnis yang tumbuh di kota perdagangan, Batavia banyak disinggahi kapal saudagar dari Cina, Persia, Portugis, dan Belanda. Seiring berjalannya waktu, kebudayaan berbagai etnik saling mempengaruhi hingga terjalin akulturasi budaya. Ketika terjadi pemberontakan Cina di Batavia tahun 1740, sebagian besar orang Cina lari ke wilayah Tangerang dan Bekasi. Bersamaan dengan itu, dunia kesenian juga tumbuh dengan ditandai kesenian Gambang Keromong yang mulai berkembang di Keromong semula berselendro China, lambat laun memasukkan unsur slendro Jawa, Sunda dan Deli kemudian masuk unsur Portugis dan Timur Tengah, dan seiring berjalan waktu akhirnya menjadi musik Gambang Kromong ini menjadi saksi perjalanan sejarah Peranakan Cina dan akulturasi beragam budaya di tanah Betawi. Kesenian Gambang Keromong juga berperan dalam pertunjukan Lenong, seperti misalnya pada teater China dan Tarian catatan Kompas, akulturasi budaya Betawi tergambar jelas pada busana pengantin Betawi yang mendapat pengaruh dari kebudayaan Arab Yaman Selatan, Hadramaut dan China Hokian. Awalnya jubah pengantin pria bersulam naga dan asesori khas China, sementara pengantin perempuan hanya sedikit berbeda dengan pengantin China asli yaitu hilangnya sulaman bergambar delapan dewa di mahkota Kompas, 1 Desember 2009, "Gambang Kromong Teluk Naga".Di Indonesia, Gambang Keromong pernah populer pada tahun 1960-an oleh Lilis Suryani. Selanjutnya, pada tahun 1970-an, Benyamin Sueb berduet dengan Ida Royani yang membuat Gambang Keromong semakin familiar bagi masyarakat Betawi saat dari dialek bahasanya, Betawi dikategorikan dalam dua wilayah, yaitu Betawi Tengah dan Betawi Pinggir. Dari sisi kesenian pun berbeda, Betawi Pinggir lebih banyak menghasilkan kesenian musik seperti Gambang Keromong, Tanjidor, dan Lenong yang dahulunya dipengaruhi oleh kaum Peranakan Tionghoa. Bahkan, Ondel-ondel berasal dari budaya agraris yang banyak terdapat di Betawi Betawi Tengah lebih dekat dengan seni ke-Islaman seperti Samrahan, Rebana, dan Hadrah yang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Timur Tengah. Namun, untuk wilayah Glodok dengan mayoritas warga keturunan Tionghoa, kesenian Gambang Keromong dan Tari Cokek lebih SOEKIRNOSalah satu kesenian tradisional, gambang keromong masih disukai pengunjung Festival Cisadane 2005. Dalam keseharian jenis kesenian ini biasa mengiringi penyanyi cokek yang membawakan lagu berbahasa China dan Betawi 16/6/2005.Tari CokekDalam pemberitaan Kompas 2 Juli 1999 berjudul “Cokek, Tradisi Lokal yang Terpinggirkan” disebutkan asal mula tari Cokek memiliki berbagai pertama mengatakan tari Cokek bermula pada masa para tuan tanah menguasai Batavia pada abad ke 19, khususnya di daerah Kota atau Beos. Para tuan tanah Cina yang sangat kaya raya seringkali membutuhkan hiburan sehingga membuat pesta setiap malam Minggu. Pesta yang hanya dihadiri oleh orang Belanda dan Cina kaya itu biasanya dimeriahkan dengan musik Gambang Keromong. Di sanalah para “pembantu” dengan ketrampilan menari dan menyanyi memeriahkan acara sambil melayani tamu laki-laki yang dikenal dengan penari kedua menyebutkan Cokek berasal dari Teluk Naga di Tangerang yang dikuasai oleh tuan tanah bernama Tan Sio Kek. Ia memiliki group musik dan alat musiknya bertambah ketika kedatangan tamu dari Cina daratan yang membawa te-hi-ang, su-kong dan khong-a-yan. Sejak itu ia memiliki instrumen lengkap Gambang Keromong yang sering dimainkan dengan perempuan penari yang disebut cokek, anak buah Tan Sio penari Cokek mengajak menonton ikut menari dengan melemparkan Cukin selendang pada penonton. Kegiatan itu biasa disebut ngibing, yaitu penonton biasanya laki-laki akan ikut menari bersama penari dan memberikan uang atau saweran. Kebersamaan antara penari dan penonton ini merupakan sebuah kebiasaan yang menarik bagi yang dikenakan penari Cokek, yaitu kebaya dengan kain batik serta selendang yang berfungsi sebagai cukin, dalam tarian Jawa biasa disebut melempar sampur. Gambang Kromong mengiringi Tarian Cokek dengan lagu yang biasa dibawakan, yaitu Gelatik Nguk-nguk, Cente Manis, dan Stambul Cokek yang sudah terlanjur dikenal sebagai tari pergaulan, sarat dengan erotisme karena gerakan yang mudah dan cenderung menampilkan gerakan erotis. Kehadiran laki-laki yang ikut ngibing dan memberi saweran dengan cara menyelipkan uang di balik kebaya penari membuatnya bernuansa mesum. Bahkan, konon penari cokek juga bisa diajak berhubungan seks yang memberikan kesan berelasi dengan prostitusi, ditambah lagi dengan suasana hiburan yang lekat dengan rokok dan minuman itu membuat prihatin pegiat seni peranakan Tionghoa. Pada 1980 ada upaya gerakan untuk mencoba mengembalikan marwah Tari Cokek. Konon pada abad 17 telah ada tari Sipatmo atau Shiu Pat Mo sebagai tarian agung yang biasa dibawakan untuk upacara adat di klenteng untuk menutup Cap Go Meh di hari 15 Imlek. Namun, hilang bersamaan dengan makin meluasnya tari tahun 1980-an seorang pegiat tari Memeh Kerawang atau Tan Gwat Nio menghidupkan kembali tari Sipatmo. Namun sayangnya, Memeh wafat tahun 1988 yang berimbas seni tari Sipatmo meredup. Tari Sipatmo sempat dibangkitkan oleh keturunan Memeh Kerawang dengan tampil dalam Parade Tari di Bali tahun 2014, bahkan mendapatkan juara tari Sipatmo dalam arena tari tersebut karena kepedulian masyarakat Cina Benteng yang didukung oleh Dinas Kesenian Jakarta. Untuk mendukung pariwisata dan ekonomi lokal, tari Cokek Sipatmo dihidupkan kembali dengan menggerakkan perempuan Cina Benteng sebagai seni budaya Kota pemberdayaan kesenian Cina Benteng di dukung oleh LSM Pusat Pengembangan Sumber Daya Wanita PPSW Jakarta yang memberikan pelatihan menari Sipatmo pada perempuan pengurus KWPS Lentera Benteng Jaya dan sejumlah siswa SMP Gracia kota Tangerang tahun Cokek Sipatmo dikreasi sebagai tarian agung yang dipersembahkan pada upacara khusus di klenteng atau perayaan Cap Go Meh. Gerakannya, yaitu gerak soja, nindak lenggang, geser kanan kiri, ngawen, nindak lenggang, ngawun, nindak lenggang, pelipis, japing, nindak lenggang, nindak empat, geser kanan kiri, sliwang, nindak lengang, glatik nguk nguk, tumpang depan, tumpang belakang dan soja akhir. Gerakan-gerakan tersebut terselip nilai filosofi, yaitu menjaga kesucian sembilan lubang; yaitu hati, ampun pada sang pencipta, menjaga pikiran, menjaga telinga, menjaga mata, menjaga hidung, menjaga mulut, menjaga kemaluan dan menjaga HILMI FAIQTari sipatmo hasil kreasi baru ditampilkan di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta 12/9/2014. Tari sipatmo semakin ditinggalkan seiring berkembangnya budaya KeromongPada abad 18 pemimpin Tionghoa, yaitu Kapten Noe Hoe Kong menggabungkan alat musik khas China yang populer pada tahun 1930-an di kalangan peranakan Tionghoa yang saat ini dikenal dengan nama Cina tradisional itu berfungsi menyemarakkan upacara adat dalam lingkaran hidup seseorang seperti perkawinan, nazar, sunatan dan juga mengiringi Tarian Cokek atau Lenong. Hingga saat ini, warga Cina Benteng masih menggunakan Gambang Keromong dalam upacara penikahan. Lambat laun orkes Gambang Keromong makin terkenal hingga Tangerang, Bekasi dan bagian utara kota Bogor ataupun kawasan yang dikenal merupakan area budaya musik Gambang Kromong berawal dari tiga alat gesek khas Cina, yaitu Tehyan, Kongahyan dan Shukong yang terbuat dari bambu, tetapi kemudian berganti dengan batok kelapa agar suara geseknya lebih keras. Kemudian mendapat pengaruh Jawa dan Bali dengan 10 buah kromong atau kenong yang terbuat dari perunggu atau besi, serta kecrek, kenong dan 18 bilah kayu Gambang Keromong biasanya bersifat humor, gembira dan terkadang ejekan atau sindiran dan tidak seperti lagu pobin yang tenang, hingga lagu pobin jarang dimainkan. Lagu klasik Betawi yang biasanya diiringin Gambang Keromong, antara lain, “Mas Nona”, Gula Lanting”, “Semar Gurem”, “Tanjung Burung”, “Mawar Tumpah”, dan “Sayur Asem”. Lagu pop Betawi sayur antara lain “Jali-jali”, “Stambul”, “Surilang”, “Persi”, “Akang Haji”, “Kramat Karem”, “Lenggang Kangkung”, dan “Sirih Kuning”. Mulanya Gambang Keromong hanya menggunakan Kongahyan, Tehyan dan sukong yang merupakan adaptasi dari alat musik gesek asli Cina yang disebut Erhu. Setelah itu berkembang menggunakan basing/suling yang dimainkan bersama gambang, gendang, kecrek dan instrumen pukul tradisional yang terdiri dari bilah 18 buah dengan berbagai ukuran yang mirip seperti xilofon yang dipadang dalam resonator yang berbentuk seperti perahu. Alat ini dimainkan dengan cara dipukul dan memiliki tiga oktaf, nada terendah adalah nada Liuh g dan nada tertinggi adalah Siang c.Kongahyan, Tehyah dan ShukongKongahyan, Tehyan dan Shukong adalah alat musik gesek dengan dua dawai. Ketiganya terdiri atas resonator badan dari tempurung kelapa yang dibelah dan dilapisi kulit tipis. Dengan tiang kayu jati berbentuk bulat panjang dan purilan atau alat penegang adalah instrumen logam yang berbentuk mirip Bonang perangkat musik Jawa. Keromong terdiri dari 10 buah dalam 2 baris ini mempunyai nada Tionghoa. Pada bagian luar keromong terdiri dari nada Siangc, Liuh a, U g, Kong e, Che d yang ditabuh/dipukul secara bersamaan antara barisan luar dan dalam, seperti 1-8 satu dengan delapan 2-10, 3-9, 4-7, dan dan Kempul Alat musik ini terbuat dari kuningan atau perunggu berbentuk seperti lingkaran dengan bagian tengah yang menonjol. Diletakkan dengan posisi menggantung dan saling berhadapan. Gong berfungsi sebagai penentu irama dasar berukuran 85 cm, sementara Kempul memiliki ukuran 45 cm berfungsi sebagai pembatas ritme melodi. Oleh karena itu gong dan kempul berfungsi sebagai hitungan ini terbuat dari bambu kecil terbentuk berbentuk panjang dengan enam buah lubang nada yang dapat dimainkan secara horisontal atau sejajar dengan musik perkusi terbuat dari kepingan logam tipis berbahan besi kuningan, perunggu, besi sebanyak dua hingga empat yang diikat/disusun di atas kayu. Instrumen ini dimainkan dengan cara memukul tongkat pendek dari kayu di tas kepingan yang tersusun tersebut. Instrumen ini berfungsi sebagai penghias irama lagu gambang musik pukul yang terbuat dari kayu slinder dengan ronggo. Pada lubang di kedua sisi ditutup menggunakan kulit yang tidak sama besarnya. Dimainkan dengan cara ditepuk menggunakan sio-loAlat musik ini berbentuk dua piringan logam perunggu atau kuningan berdiameter 10 cm yang ditempelkan pada sebuah kayu di kedua sisinya. Cara memainkan Ningnong adalah dengan menggunakan tongkat besi kecil secara bergantian di kedua SANTOSA"Ngibing" atau bertandak bersama cokek diiringi musik gambang kromong menjadi tradisi khas masyarakat China Benteng di sekitar Tangerang, Provinsi Banten 8/4/2007. Ngibing atau bertandak bersama Cokek diiringi musik Gambang Kromong menjadi tradisi khas masyarakat Tionghoa Benteng di sekitar Tangerang, Provinsi Banten. Acara ini merupakan pertemuan budaya Tionghoa Peranakan dan Betawi yang sudah hidup berabad MarawisHajir Marawis adalah kesenian yang berasal dari Timur Tengah dengan unsur kental keagamaan karena lirik lagu yang dibawakan berupa pujian-pujian pada sang Pencipta. Alat musik adalah Hajir gendang besar diameter lebar 45 sentimeter dan tinggi 60-70 sentimeter. Marawis gendang kecil diameter lebar 20 sentimeter dan tinggi 19 sentimeter, Rumbuk berbentuk seperti dandang serta dua potong kayu bulat diameter 10 Marawis memiliki tiga nada berbeda untuk lagu yang berbeda pula, untuk irama yang menghentak dan membangkitkan semangat maka nada Sarah dan Zaife yang digunakan. Sedangkan nada Zaife sering digunakan untuk lagu pujian pada Rasulullah atau Nabi Muhammad dalam bentuk sholawat Nabi, dengan tempo lambat terkadang digunakan untuk lagu-lagu ini biasanya dimainkan oleh 10 orang, setiap orang memainkan satu alat musik sambil bernyanyi dan seluruh pemainnya laki-laki, biasanya tampil pada acara pernikahan atau hari raya perayaan tertentu. Hajir Marawis hidup dan tampil dalam komunitas Betawi keturunan Arab Kompas, 11 Desember 2002, "Lebaran di Condet Bersama Hajir Marawis".KOMPAS/IRENE SARWINDANINGRUMPenjual alat musik tradisional Betawi yang disebut Tehyan, terlihat di salah satu sudut di Festival Palang Pintu XI di Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, Sabtu 28/5. Selain musik tradisional Betawi Gambang Kromong, festival ini dimeriahkan berbagai penampilan seni budaya Betawi lainnya seperti ondel-ondel, palang pintu, tarian, dan adalah seni musik dengan alat musik yang dipegang dan dibunyikan dengan cara ditepuk jari. Ada tiga jenisnya, yaitu Biang, Hadroh dan Ketipring. Rebana biang adalah satu set rebana yang terdiri dari tiga buah rebana yang paling besar disebut Biang dengan diameter 60-80 cm, lalu ada Kotek yang berukuran 60 cm, dan yang paling kecil disebut Kendang dengan diameter 30 dimainkan, mereka memiliki fungsi yang berbeda, yang paling besar berfungsi seperti gong lalu gendang dipukul pukulan Gong. Sementara, rebana Biang yang paling besar berfungsi seperti gong, kemudian Kendang dipukul atau ditepuk secara rutin sedangkan Kotek untuk improvisasi dan dimainkan oleh orang yang Hadro berukuran 25-35 cm terbuat dari kayu terdapat tiga pasang lingkaran yang berfungsi sebagai kecrek, dalam permainan rebana Hadro berfungsi sebagai Ketimpring adalah rebana paling kecil dengan ukuran 20-25 cm yang terdiri dari tiga buah, yaitu rebana tiga, rebana empat dan rebana lima. Rebana Hadro atau rebana lima berfungsi sebagai pemberi musik yang berasal dari Timur Tengah ini erat dengan seni acara keagamaan Islam, misalnya saja perayaan Maulid Nabi Muhammad atau saat acara penutupan pengajian menjelang Ramadhan. Oleh karena itu, kesenian Rebana menjadi bagian dari hiburan dan perayaan di dalam kelompok pengajian atau Majlis Taklim dan hidup di dalam ini tidak menjadi kesenian hiburan seperti Gambang Keromong, Tari Cokek, Tanjidor ataupun Lenong, tetapi hidup dalam komunitas ke-Islaman seperti pesantren dan Majlis Taklim. Rebana masih tetap dimainkan oleh kelompok sendiri bukan untuk tujuan komersial melainkan hiburan kesenian merupakan permainan dari sembilan alat musik, seperti trompet piston, trompet trombon, trompet bas, trompet tenor, simbal, suling klarinet dan panil. Menurut Kamus Ensiklopedia Indonesia terbitan Ichtiar Baru tahun 1984, Tanjidor berasal dari bahasa Portugis tangedor, yaitu kelompok musik berdawai. Group musik ini biasanya tampil pada acara pesta pernikahan ataupun hajatan sunatan, atau acara hadir pada abad ke-20, ketika tuan tanah yang memiliki para budak ingin mendapatkan hiburan tetapi tidak mampu mendatangkan musik dari Eropa karena sangat mahal biayanya. Sehingga mereka meminta para budak untuk memainkan alat musik tersebut hingga masa perbudakan lagu yang biasa dimainkan adalah Poho Ke Balik, Ketepang Sono, Jali-Jali, Stambul, Gaplek, Kembang Kacang, Persi sampai lagu arakan Mars Jalan. Jika dahulu tanjidor sering dipanggil untuk mengisi hajatan, tetapi lambat laun semakin ditinggalkan oleh masyarakatnya, karena lebih tertarik dengan dangdut atau lagu-lagu bertahan menyambung hidup para pemainnya banyak yang menjadi buruh kasar dan tetap bermain tanjidor jika ada panggilan. Namun, untuk yang tidak laku lagi, mereka akhirnya menjadi pengamen jalanan, khususnya pada 15 hari pertama yang terjadi pada Kelompok Tanjidor Kampung Pulo, Tambun yang sudah tidak lagi diundang masyarakat. Sejak tahun 1977, mereka mengamen di beberapa wilayah di Jakarta terutama di wilayah yang banyak warga Tionghoanya Kompas, 23 Februari 1999, "Tanjidor Rezeki Setahun Sekali".Kelompok orkestra tersebut mengamen setahun sekali pada masa Imlek di kampung Pecinan kawasan Glodok hingga malam ke-5 Cap Go Meh. Padahal dahulu mereka pernah terkenal hingga ke “udik”, yaitu Parung Bogor, Setu, Ciketing, dan Bekasi. Dahulu, sekali pentas mereka bisa memperoleh Rp200, padahal satu gantang beras harganya 3,125 atau 2,5 rupiah saat halnya dengan kelompok tanjidor Tiga Saudara di wilayah Depok, harus menyesuaikan diri dengan perubahan, yaitu menambah seruling, gendang ataupun gong. Group ini memutuskan untuk menyesuaikan dengan selera generasi muda saat ini dengan menambah alat musik, membawa artis dangdut, dan pesinden lagu sunda. Sebelum bermain tanjidor dengan harapan semua acara berjalan lancar Kompas, 29 Maret 2006, "Saat Tanjidor Tidak Sekeren Ngeband".KOMPAS/LASTI KURNIASeni Tanjidor meramaikan suasana Lebaran Betawi yang digelar di Lapangan Perkampungan Industri Kecil PIK, Penggilingan Cakung, Jakarta, Sabtu 1/10/2011. Acara yang digelar Sabtu dan Minggu pada akhir pekan ini, menampilkan suasana perkampungan Betawi tempo dulu, ragam kesenian, dan masakan tradisional yang dibawakan oleh perwakilan seluruh kecamatan di Ibu Kota DKI PintuSeni Palang Pintu adalah pertunjukan khas yang hanya tampil pada acara pernikahan, di mana utusan pengantin laki-laki dan utusan pengantin perempuan saling berbalas diawali oleh utusan pria yang hendak meminang atau menikahi si gadis, lalu utusan pria akan menolak tetapi utusan pria bersikeras agar diterima. Di sinilah kedua utusan tesebut saling menunjukkan kelihaian mereka berbalas menarik dari Palang Pintu adalah dua utusan tersebut mengenakan busana tradisional Pangsi biasanya berwarna merah dan dilengkapi dengan group rebana dan sepasang kembang utusan wanita mau menerima biasanya diminta beberapa syarat yang harus disediakan seperti ayam dan sayuran. Maka pihak pengantin pria menyerahkan persyaratan tersebut, hal ini sebagai simbol bahwa pria memenuhi kebutuhan sehari-hari Kompas, 5 Juni 2011, "Budaya Betawi Seni untuk Membuka Palang Pintu"Ondel-ondelOndel-ondel adalah salah satu bukti peninggalan masyarakat agraris di tanah Jakarta yang dahulunya wilayah persawahan. Menurut kebudayaan Betawi, Ondel-ondel berasal dari Bebegig atau orang-orangan sawah yang biasa dipasang di tengah sawah untuk mengusir burung yang menggangu di musim panen raya, para petani dan masyarakat bergembira dengan menampilkan hiburan dan permainan. Salah satu kebiasaan mereka adalah membawa Bebegig berkeliling kampung beramai ramai dengan diiringi suara musik ramai. Dahulu sebelum membawa Bebegig atau Onde-ondel maka orang yang membawanya harus menjalani ritual agar dia kuat membawa Bebegig yang besar dan berat, tetapi kini ritual tersebut tidak dilakukan ada catatan khusus kapan Ondel-ondel hadir di masyarakat, tetapi seorang pedagang asal Inggris W. Scott menulis bahwa tahun 1605 di telah ditemukan boneka yang dipersonifikasikan sebagai leluhur penjaga kampung guna mengusir roh halus. Saat itu boneka tersebut memiliki wajah menyeramkan dan saat membuatnya memerlukan ritual A SETYAWANPekerja menyelesaian pembuatan boneka ondel-ondel di Rumah Produksi Ondel-Ondel, Situ Babakan, Jakarta, Minggu 19/9/2021. Penurunan PPKM dari level empat menjadi level tiga untuk DKI Jakarta turut mendongkrak penjualan ondel-ondel di kawasan wisata Situ Babakan setelah mengalami penurunan penjualan sejak pemberlakukan PPKM darurat hingga 75 peren. Meski tempat wisata itu masih tertutup untuk umum, namun banyak warga berbelanja souvenir di kawasan Ali Sadikin menjadi Gubernur DKI Jakarta menjadikan Ondel-ondel sebagai hiburan bagi masyarakat Betawi yang biasa hadir dalam hajatan atau pesta. Bahkan, pada tahun 1970 hingga akhir 1980-an, Ondel ondel menjadi permainan keliling kampung dan mendapat saweran dari warga sekitar. Ondel-ondel kemudian menjadi ikon Jakarta yang selalu ditampilkan pada acara perayaan Kota ondel-ondel terbuat dari bambu dan dibuat berongga agar orang bisa masuk ke dalamnya. Dengan tinggi kurang lebih 2,5 meter dan diameter rongga 80 cm, bagian kepala memiliki rambut ijuk dan hiasan kembang muka topeng bermata besar melotot, bahan pakaiannya 10 meter untuk laki-laki mengenakan model baju koko atau pakaian pangsi, dengan muka berwajah merah, kumis melintang, jenggot dan alis tebal serta cambang, biasanya bertaring. Ondel-ondel perempuan menggunakan baju kurung polos berwarna cerah atau berkebaya dan selendang, wajah putih atau kuning, memakai gincu merah, bulu mata lancip kadang memakai tahi tampil, Ondel-ondel dibawa sepasang laki-laki dan perempuan, biasanya yang memanggul adalah laki-laki sambil berkeliling dari kampung ke kampung. Biasanya diiringi seperangkat alat musik seperti gendang, terompet, kenong dan perkembangan kota, Ondel-ondel semakin eksis menjadi ikon Jakarta, bahkan ditampilkan dalam acara resmi, Tampilannya diubah lebih menarik, wajah mejadi lebih cerah dan tersenyum serta boneka laki-laki tidak lagi memakai taring Kompas, 30 Juni 2016, "Ondel-ondel dari Betawi".KOMPAS/WAWAN H PRABOWOPenyiar radio, Arya Iman Danusaputra atau yang akrab dipanggil Arya Tanjidor dan Fe Kusumawardhani atau biasa disapa Ipeh Yapong, menyapa para pendengar Bens Radio di studio Bens Radio, Jakagarsa, Jakarta Selatan, Kamis 9/6/2011. Bens Radio menjadi salah satu radio etnik yang dibangun untuk melestarikan dan mengembangkan potensi seni dan budaya masyarakat tradisi yang lahir dari akulturasi budaya dan tumbuh di masyarakat umumnya tergerus oleh modernitas. Waktu terus berjalan dan generasi terus berganti, sehingga masyarakat sebagai konsumen penikmat seni juga terus hari ini lebih menyukai Dangdut Campursari atau musik pop daripada Gambang Keromong atau Tanjidor, Tarian pergaulan Cokek berganti dengan Dangdut Koplo ataupun layar tradisi kini hanya tampil mengisi acara perayaan resmi pemerintah daerah, itu pun jika dipanggil. Baik penikmat dan pelaku seni tradisi juga terus menurun bahkan Tanjidor dan Gambang Keromong menjadi pemandangan langka di Jakarta. Hal ini bukan hanya terjadi di tanah Betawi, di wilayah lain di Jakarta seni tradisi sudah terganti dengan keyboard atau hiburan organ tunggal dengan lagu pop atau dangdut. LITBANG KOMPASReferensi Tarianberkelompok ini sering dijumpai pada panggung-panggung pagelaran atau pertunjukan tari. Contoh tari berkelompok misalnya tari Cente Manis dari Betawi, Burung Enggang dari Kalimantan, Tifa dari Papau, Yosim Pancer dari Papua, dan tari Belibis dari Bali. 4. Dramatari. Drama tari adalah bentuk penyajian tari yang memiliki desain dramatik. Tarian Betawi – Tarian Betawi adalah salah satu tarian khas yang sudah menjedi dalam satu kesenian masyarakat kota Jakarta. Walaupun Jakarta termasuk ke dalam kota metropolitan, kesenian seperti tari tradisional masih menjadi bagian dari warga Jakarta. Kesenian ini harus terus dilestarikan dan dijaga karea sebagai wujud identitas dan jati diri warga Jakarta. Tari Betawi adalah warisan yang perlu untuk dilestarikan dan dipelajari, apalagi pusatnya berada di Ibukota. Memang tantangannya besar seiring dengan berkembangnya teknologi dan budaya ini sering dilupakan Dampak dari budaya asing sangat berpengaruh untuk kelanjutan dari sebuah budaya yang ada di Nusantara. Terutama dari daerah ibukota DKI Jakarta dengan suku asli Betawi yang memiliki beragam tarian tradisional yang beberapa diantarnya sudah mulai dilupakan. Pengaruh budaya asing menjadi faktor tergerusnya Tari Betawi tersebut. Namun, perlahan pemerintah dan juga masyarakat sudah mulai kembali memperhatikan budaya betawi kali ini. Sejarah Perkembangan Tari BetawiFungsi Tarian1. Fungsi Edukasi2. Fungsi Upacara3. Fungsi PergaulanGerakan Dasar Dalam Tarian1. Sikap Gibang2. Rapat Nindak3. Koma Putes4. Cendol Ijo5. Koma PendekBusana Khas Penari BetawiMacam-Macam Tari Tradisional Betawi1. Tari Zapin Betawi2. Tari Nandak Ganjen3. Tari Blantek4. Tari Yapong5. Tari Blenggo6. Tari Ngarojeng7. Tari Topeng Betawi8. Tari Lenggang Nyai9. Tari Gitek Balen10. Tari Cokek11. Tari Sirih Kuning12. Tari Samrah13. Tari Renggong Manis14. Tari Lenggo Jingke15. Tari Kembang Lambang Sari16. Tari Ondel-OndelPenutup Sejarah Perkembangan Tari Betawi sumber Sebenarnya sejarah pada setiap hari terutama pada tarian yang berbeda-beda. Walaupun begitu, kejadian mala lalu memiliki kesan tersendiri sampai lahirnya sebuah jenis tarian baru. Oleh sebab itu, sejarah tarian Betawi harus terus diwariskan untuk keturunan selanjutnya. Misalnya tari kembang lambing sari yang diciptakan oleh Wiwiek Widyastutu pada tahun 2000, lalu munculnya ide tarian dari kreativitasnya itu sendiri. Ceritanya pun telah berkaitan dengan cerita “Bapak Jantuk” pada topeng Betawi, yang telah mengkisahkan pertengkaran antara Bapak Jantuk dan juga istrinya. Adegan inilah yang telah menjadi ide awal terciptanya tari kembang lambing sari, yang menggambarkan kegembiraan sang ayah saat merawat anak-anaknya yang digambarkan dalam bentuk gerakan, nyanyian, dan juga saling balas pantun. Karena latar belakang suku Betawi yang berasal dari beragam etnis membuat ekspresi dari seni tari yang telah dihasilkan juga sangat kaya. sumber google Seni dari tari Betrawi sendiri memiliki beragam fungsi . dan pada setiap fungsi tarian juga mempunyai tujuan dan maknanya masing-masing. 1. Fungsi Edukasi Sebenarnya pada dasarnya tarian ini bertujuan hanya untuk menghibur para penonton, akan tetapi ternyata tarian ini juga dapat dipakai sebagai wadah edukasi masyarakat. Tarian edukasi merupakan tarian yang dipentaskan dengan menampilkan pesan moral yang dapat untuk dipelajari oleh penari dan juga penikmatnya. Misalnya tarian yang dimnaksud yakni tari lenggang nyai, yang telah menggambarkan seorang nyai dengan semangat menjalani hidup, walaupun sudah melewati banyak cobaan. Nyai tersebut bernama Nyai Dasimah. Tarian yang telah menceritakan bagaimana penolakan dan hak seorang perempuan untuk menjalani hidupnya. Contoh tarian yang dimaksud yaitu tari lenggang nyai, yang menggambarkan seorang nyai dengan semangat menjalani hidup, walau telah melewati banyak cobaan. Baca juga Rumah adat suku Betawi 2. Fungsi Upacara Memang beberapa tarian tradisional sudah dianggap sakral bahkan hanya dipertunjukan pada acara tertentu. Sehingga ada tarian dengan fungsi upacara misalnya tari topeng Betawi. Tarian ini hanya dipentaskan pada upacara dan juga pernikahan saja. 3. Fungsi Pergaulan Setiap daerah tentunya memiliki tari pergaulan. Dari daerah Betawi ada tari yapong dan juga tari cokek yang dapat difungsikan sebagai tari pergaulan yang diikatkan dengan keadaan daerah masing-masing. Tari Pergaulan dapat dipentaskan pada saat acara penyambutan panen, bersih-bersih desa, dan juga lain-lain. Gerakan Dasar Dalam Tarian Ragam Gerak Tari Berikut ini yaitu gerakan dasar yang dipakai pada tarian Betawi. 1. Sikap Gibang Beberapa bagian tubuh pada seorang penari misalnya tangan, kaki, badan, dan juga kepala. Kaki kanan di depan, kaki kiri kemudian ditekuk menjadi lutut akaan kanan dan juga kiri. Badan penari akan merendah, kemudian dada dibusungkan dan mengempiskan perut. Tangan kanan ditekuk di depan dada, jari-jari tangan kemudian mengarah kedepan telapak tangan samping kiri, tangan kiri ditekuk sejajar pinggang jari-jari ke depan telapak tangan ke bawah, dan juga posisi kepala lurus ke depan. 2. Rapat Nindak Posisi kepala menoleh ke kiri depan, lalu ke kiri laggi, kemudian badan menggenjot dan merendah, karena lutut terbuka mengarah diagonal ketukan. Tangan kiri sedikit ditekuk, telapak tangan diputar, menghadap serong kiri. 3. Koma Putes Posisi kedua kaki merapat dengan jarak antara tumir sekitar 2 kepal, lutut terbuka dengan kaki mengarah diagonal, dan badan dicondongkan ke depan. Kepala menghadap ke depan, tangan direntangkan ke samping sebatas pinggul, kemudian telapak tangan kanan kiri menghadap ke atas. Lalu pada jari-jari ditutup, kemudian diputar di buka lagi mengarah ke atas, dengan telapaj tangan kiri dan kanan menghadap ke samping. 4. Cendol Ijo Posisi kaki merapat dengan jarak tumit yaitu satu kepal, badan merendah, pinggul di goyang ke kanan dan juga kiri dengan 8 hitungan. Posisi tangan diletakkan pada pinggul sambil kepala menoleh kiri dan kanan secara bergantian. Lalu diulang pada gerakan kaki jinjit, kaki kanan di kiri dibelakangi kaki kanan. Kaki kanan sebagai tumpuan berputar ke kiri maka kedua kaki akan sejajar membelakangi para penonton. Kemudian diikuti dengan badan merendah berputar ke kanan, badan diluruskan setelah berputar. 5. Koma Pendek Kedua kaki merapat, badan tegak, tangan berada di samping sebatas dengan pinggang, lalu telapak tangan menghadap ke samping. Posisi kepala menghadap ke depan, lengan sedikit ditekuk lalu telapak tangan ditutup diputar lagi sambil meluruskan lengan. Busana Khas Penari Betawi sumber Tidak akan lengkap lagi jika suatu pementasan tari tradisional jika para penarinya tidak menggunakan kostum tradisional juga. Busana inilah yang sudah menjadi pemikat para penoton. Tarian tradisional Betawi juga menggunakan baju adat Betawi yang berbeda-beda pada setiap jenis tarian yang telah ditampilkan. Baju tradisional Betawi memang sudah terkenal dengan warna-warnanya yang terang. Warna-warni pada kostum tersebut membuat penarinya begitu mencolok, misalnya warna yang dipakai yaitu warna merah, yang sudah identik dengan lambang keberanian. Walaupun telah berasal dari kota metropolitan tarian tradisional Betawi tidak pernah mati digerus oleh zaman. Melainkan para masyarakatnya semakin memperhatikan kebudayaan mereka jangan sampai diambil alih oleh bangsa lain atau diakui oleh Negara lain. Baca juga Pakaian Adat Betawi Macam-Macam Tari Tradisional Betawi sumber Berikut ini adalah macam-macam tari Tradisional Betawi yang lengkap dengan penjelasannya 1. Tari Zapin Betawi Kata Zafin ini berasal dari bahasa Arab yang berarti Zafanan atau Zafana yang artinya mendadak atau mendadak, atau arti lainnya yaitu menari. Tarian ini berasal dari bangsa Arab akan tetapi dalam perkembangannya telah terpengaruh dengan tarian Melayu. Tari Zafin ini berfokus pada gerakan kaki dengan empat pola yakni pola lantai pokok, pola lantai putaran, pola lantai konde, dan juga pola tiga. Pada awalnya tarian ini tergolong ada tari pergaulan akan tetapi lalu beralih fungsi sebagai tari pertunjukan. Sehingga dipertunjukkan untuk memperingati acara khitanan, perkawinan, hari Maulid Nabi, dan lain sebagainya. Dengan bentuk pementasan yang dapat disebut Malias, dimana para penari berkelompok membuat setengah lingkaran atau lingkaran. Maka di bagian tengahnya kosong digunakan sebagai arena pentas. Tari zafi juga menggunakan jenis panggung Balandongan atau panggung buatan semacam proscesnium. 2. Tari Nandak Ganjen Sukirman atau lebih dikenal sebagai Entong Kisam adalah tari Nandak Ganjen sebagai salah satu tari kreasi baru dari Betawi pada tahun 2000. Tarian ini telah terinspirasi dari pantum lama Betawi yaitu “ Buah cempaka buah durian, sambil nandak cari perhatian”. Di dalam bahasa Betawi nandak berarti menari sedangkan untuk ganjen berarti centik atau genit yang dapat diartikan sikap menggoda. Tari nanjak ganjen ini bercerita tentang seorang gadis remaja yang telah memasuki fase kehidupan dewasa atau yang biasa disebut ABG anak baru gede. Anak ABG pada masanya yaitu peralihan usia beragam sifat dapat muncul, mulai dari keceriaan, sedikit memerontak, ingin melakukan apapun yang mereka inginkan, tanpa harus bertanya terlebig dahulu karena mereka sudah mersa dewasa. Kostum dari penarinya pun mirip dengan kostum topeng Betawi karena merupakan tarian turunan dari tari topeng. Busana dari penari mulai kebaya pola tiga warna yaitu kuning, hijau, merah pada ujung lengannya, toka-toka penutup dada misalnya kain yang disilangkan, ada kain “ampreng” untuk menutup bagian perut sampai bawah lutut. Juga menggunakan ikat pinggang “pending” yang berwarna emas dan selendang yang diikat pada pinggang. Rambut akan di konde, dan telah dilengkapi hiasan kepala seperti sumpit berwarna emas hasil akulturasi budaya Tionghoa dan Betawi. Baca juga Tarian Kalimantan 3. Tari Blantek Tari blantek ini sudah ada sejak zaman penjajahan dan telah termasuk tari kreasi yang hanya dipentaskan untuk pertunjukan teater rakyat untuk dapat menghibur para tuan tanah zaman dahulu. Nama dari tari blantek ini berasal dari iringan musiknya yang selalu berbunyi “blan blan blan crek”. Tarian ini hanya dapat ditarikan oleh 4-6 orang wanita yang menggunakan busana serba cerah, dengan bagian depan akan dihiasai manik-manik, penari juga menggunakan selendang pada bagian pinggang. Gerakan yang dipakai sangat cepat, luwes dan berenergi sehingga dapat menghasilkan istilah gerakan yang disebut selancar, tindak, rapat tindak, puter goyang, geol, dan lain sebagainya. Iringan dengan perpaduan antara alat musik tanji misalnya baritone, kendang, terompet, trombe, sambal, gong, dan juga tehyan. 4. Tari Yapong Tari Yapong ini termasuk tari pergaulan yang diciptakan untuk mengisi acara ulang tahun DKI Jakarta yang ke 450 pada tahun 1977, dengan hasil kreasi dari Bagong Kusudiarjo. Tari yapong ini sendiri mengandung adegan sendratari, dimana para penari akan menari dengan kesenangan menyambut kedatangan pangeran Jayakarta. Musik pengiring dari penyanyi yang berbunyi “ya..ya..ya..”, dan juga suara musik yang akan terdengar “ pong..pong..pong” melatar belakangi penamaan tari yapong ini. 5. Tari Blenggo Kata blengo ini berasal dari kata lenggak-lenggok, yakni gerakan yang sering dilakukan untuk sebuah tarian, yang dalam kalangan masyarakat Betawi ada sebuah istilah “diblenggoin” yakni gerakan sebuah tarian. Tarian ini sudah ada sejak zaman penjajahan kolonial Belanda. Terdapat dua jenis musik pengiring yakni Belnggo Rebana yang memakai rebana biang, dan Blenggo Ajeng Betawi yang memakai gamelan ajeng. Tarian ini bernuansa agama Islam karena biasa dilakukan usai mengaji untuk mengisi waktu luang. Pada awalnya tari blenggo ini dipakai sebagai tari pengiring pengantin pria yang memakai adat palang pintu. Namun, seiring dengan perkembangan zaman tarian ini digunakan sebagai tari persembahan untuk menyambut tamu dan termasuk tari hiburan. Baca juga Tarian Bali 6. Tari Ngarojeng Gerakan tari ngarojeng ini telah terinspirasi dari musik Ajeng yang pada awal muncul di daerah Betawi pinggiran. Musik ajeng atau musik gamelan ajeng yang awalnya merupakan musik untuk pementasan Wayang Kulit Betawi. Irama dari musik ajeng ini telah mengekspresikan kesabaran, kekuatan, dan juga ketagaran untuk menjalani hidup. Tarian ini diciptakan oleh Wiwiek Widiastuti yang telah menggambarkan perempuan Betawi pada masa lalu yaitu kaum yang memiliki kemampuan merawat rumah tangga dan lingkungan sekitarnya. Tari ngarojeng ini dapat dipentaskan dalam berbagai kegiatan resmi yang telah diadakan oleh Pemerintahan Pusat maupun Pemerintahan DKI Jakarta. 7. Tari Topeng Betawi Tari topeng Betawi merupakan tarian yang sangat terkenal dari daerah Jakarta karena para penarinya menggunakan topeng sebagai properti utamanya. Seperti halnya pertunjukan opera tarianini menjadi perpaduan antara seni tari, musik, dan juga nyanyian sehingga tarian ini lebih bersifat teatrikal dan komunikatif lewat gerakannya. Tari topeng umumnya dipertunjuan pada saat acara khitanan, pernikahan serat acara resmi lainnya. Sebab telah dipercaya tarian ini dapat menjauhkan dari mara petaka, akan tetapi seiring perkembangan zaman kepercayaan ini sudah mulai luntur. Pertunjukkan dapat diawali dengan iringan musik, setelah itu para penari keluar dengan menggunakan topeng dilanjutkan dengan gerakan tapi sesuai dengan teman yang dibawakan. Temanya sudah tergolong variatif, misalnya cerita legenda, kritik sosial, kehidupan manusia, dan juga cerita klasik lainnya. Tarian ini dapat diiringi dengan alat musik tradisional Betawi antara lain yaitu kempul, kromong tiga, kulanter, krecek, rebab, gong buyung, dan juga gendang besar. 8. Tari Lenggang Nyai Para wanita Betawi dapat menarikan tari sembah nyai dengan cara mengekspresikan keindahan dan juga kelincahan mereka. Dibawakan oleh 4-6 gadis kecil tarian ini diciptakan oleh Wiwik Widiastuti pada tahun 1998. Tarian ini bercerita tentang seorang wanita cantik dari Betawi bernama Nyai Dasimah yang menikah dengan pria Belanda yang bernama Edward William. Sayangnya di dalam pernikahan tersebut Dasima terkekang dan haknya sebagai perempuan dirampas oleh suaminya, oleh sebab itu ia memperjuangkan kebebasannya. 9. Tari Gitek Balen Tari gitek balen merupakan salah satu tarian yang bercerita tentang seorang gadis yang beranjak dewasa dengan sebauh kelincahan gerakan mengartikan bagaimana para remaja masuk di dalam masa pubertasnya. Tarian ini termasuk ke dalam kreasi baru, yang telah terinspirasi dari ketukan di dalam rangakain gamelan ajeng Betawi. Tari gitek balen ini berasal dari istilah gitek yang artinya goyang dan belen yaitu suatu pola pukulan pada gamelan Betawi. 10. Tari Cokek Tari cokek telah menjadi salah satu tari tradisional tempo dulu yang diiringi musik Gambang Kromong. Tari ini ditarikan oleh seorang perempuan dan laki-laki secara berpasangan, sebab tari cokek memiliki fungsi sebagai tari pergaulan. Awal dari pementasannya tari cokek hanya dipentaskan oleh tiga orang perempuan, akan tetapi seiring dengan perkemangan zaman tari ini dipentaskan secara berpasangan. Dengan awal pertunjukan yakni seperti wawayangan di mana para penari akan berbaris memanjang laku melangkah maju-mundur mengikuti irama Gambang Kromong. Pada saat pementasan penari akan menggunakan baju kurung dan celana panjang berbahan sutra berwarna. Baca juga Tarian Maluku 11. Tari Sirih Kuning Tari sirih kuning ini adalah bentuk pengembangan dari tari cokek, yang sudah populer di kalangan Tionghoa di daerah pinggiran Betawi. Tari sirih kuning ini ditampilkan pada saat acara pernikahan, pada saat pengantin pria menyerahkan “sirih dare” kepada pengantinya. Terdiri dari empat belas daun sirih, tujuh lembar di kiri dan juga tujuh lembar di kanan yang semuanya dilipat kerucut terbalik. Kemudian pada ditengah lipatan diberi mawar merah dan juga lembaran uang. Lipatan daun sirih yang berisi uang dan mawar akan dimasukkan lagi ke dalam pembungkus berbentauk segitiga yang luarnya sudah dilapisi dengan kertas emas. Pemberian Sirih Dare ini melambangkan cinta, kisah dan persembahan untuk mengajak pengantin wanita duduk bersama serta saling mengasihi sebagai suami istri. Tarian ini juga dapat digelar untuk menyambut tamu terhormat, dan untuk merayakan acara khitanan. Tari sirih kuning sibawakan secara berpasangan, akan tetapi berjarak dan tidak bersentuan. 12. Tari Samrah Walaupun telah berasal dari daerah Betawi, akan tetapi tari samrah mendapat pengaruh kuat dari kebudayaan Melayu. Hal ini terlihat dari gerakan yang telah mengutamakan langkah kaki dan iramanya. Tari samrah diiringi dengan nyanyain seorang biduan, berupa pantun dan juga tema lagu percintaan, cinta wanita serta lagu yang bertema keagamaan. Tentu saja memakai lagu Melayu seperti Burung Putih, Cik Minah Sayang, Pulau Angsa Dua, dan juga Sirih Kuning Masmura. Namun, sebagai selingan memakai lagu Betawi misalnya kincir-kincir, lenggang kangkung, jail-jali. Karena diiringi dengan nyanyian tarian ini dibagi menjadi dua berdasarkan dengan irama, yaitu bertempo lambat dan cepat. 13. Tari Renggong Manis Tari renggong manis adalah salah satu tarian tradisional yang berfungsi sebagai ungkapan perasaan. Ungkapan perasaan yang dimaksud misalnya ungkapan kebahagian dan juga rasa kebersamaan para anak yang beranjak dewasa. Tari renggong manis adalah perpaduan budaya dari Betawi, China Klasik, India, dan juga Arab yang dipentaskan pada acara-acara resmi. Misalnya acara penyambutan tamu menunjukkan kebahagiaan tuan rumah karena kedatangan para tamu terhotmatnya. Musik Gambang kromang ini juga telah ikut andil untuk mengiringi tarian ini dengan suara reba dua dawai. Yang akan terdengar denggan jelas unsur-unsur etnik Negara China. Para penari akan menggunakan busana yang mencolok dengan motif kain penuh pernak-pernik budaya China. 14. Tari Lenggo Jingke Abd. Rachem ini yang telah menciptakan tari legong jingke sebagai tari kreasi baru. Tari lenggo jingke tercipta berdasarkan pola gerak tari dari tari belenggo. Lenggo yang berarti tari atau goyang sedangkan jingke yang berarti jinjit. Menghasilkan tradisi Betawi dengan nuansa tarekat, adalah nuansa pembangunan semua bentuk tari tersebut sangat Islami. Tari lenggo jingke ini dapat dipertunjukan hanya penari wanita. 15. Tari Kembang Lambang Sari Tarian ini kembali diciptakan oleh Wiwiek Widyastuti pada tahun 2000 an sebagai salah satu tarian kreasi baru. Tari kembang lambing sari ini terinspirasi dari Lakon Bapak Jantuk dalam sebauh pentas teater rakyat Topeng Betawi, yang merupakan perpaduan dari musik, lakon atau drama, tari, dan bobodoran atau lawak. Adegan dari Bapak jantuk dan juga istrinya yang kerap bertengkar karena hal yang sepele, dengan adegan keduanya disampaikan dalam bentuk berbalas pantun. Lalu dialog inilah yang menjadi sebuah inspirasi dari sebuah tari kembang lambing sari. Nama kembang sari ini sendiri berasal dari iringan tari topeng Betawi. Di dalam tarian ini mengekpresikan kebahagiaan Bapak Jantuk saat menjaga anak-anaknya dengan adegan bernyanyi, menari dan berbalas pantun. Tarian ini dibawakan oleh sekumpulan gadis yang berjumlah ganjil dikarenakan gerakan yang lemah gemulai kemudian semakin lincah mengikuti iringan musik yang ada. Para penari akan menggunakan kostum kebaya tiga pola dan bawahan kain batik khas Betawi. Sebagai alat musik pengiring yang memakai gamelan topeng, yang terdiri dari rebab, satu ancak kenong berpencong tiga, sepasang gendang gendang besar dan kulanter, sebuah kempul yang digantungkan pada gantungan, sebuah kecrek dan juga sebuah gong tahang atau biasa disebut juga dengan “gong angkong” Baca juga Tarian Lampung 16. Tari Ondel-Ondel Tarian ini sangat terkenal dan juga begitu khas dari Betawi karena terinspirasi dari boneka besar yang terbuat dari anyaman bamboo dengan tinggi kurang lebih 2,5 meter dan diameter kurang lebih 0,8 meter “ondel-ondel”. Namun, tarian ini tidak memakai boneka ondel-ondel sebagai propertinya tapi hanya memakai tampah kecil berhiaskan dengan hiasan wajah khas ondel-ondel yang dibawah para penari. Tari ini menggambarkan keceriaan gadis remaja yang sudah ikut untuk menyelenggarakan pesta khitanan yang memang pesta ini selalu dimeriahkan dengan boneka ondel-ondel. Bagi masyarakat Betawi ondel-ondel dipakai sebagai salah satu penolak bala. Sehingga tarian ini dibawakan oleh para penari perempuan secara berkelompok tapi kadang juga dikreasikan sebagai tarian berpasangan. Kostum yang digunakan oleh penari perempuan terdiri dari kebaya tiga warna, dengan bawahan batik Betawi semacam rok lebar. Dengan tambahan bagian dadanya ditutupi toka-toka silang atau teratai bulat, dan juga penari menggunakan selendang. Sedangkan untuk penari pria menggunakan pakaian khas Betawi dengan kopyah hitam dan sarung digantung dileher. Penutup Demikian yang dapat kami sampaikan tentang macam-macam tarian Betawi yang telah kami sampaikan kepada Anda dan semoga dapat memberikan manfaat. Jangan ragu untuk selalu membagikan informasi kepada orang-orang yang membutuhkannya. Tarian Betawi Gambang kromong merupakan kesenian musik yang berasal dari Betawi. Biasanya gambang kromong dimainkan saat mengiringi pertunjukan lenong serta tari cokek. Adapun contoh dari lagu sayur adalah kicir-kicir, jali-jali, kramat karem, ondel-ondel, gelatik ngunguk, surilang, cente manis, sayur asem dan juga sayur lodeh. Macam Macam
Tanjidor adalah sebuah pertunjukan seni musik tradisional yang sangat populer pada zamannya. Tanjidor berasal dari Betawi, kesenian musik ini sangat populer di kalangan masyarakat Betawi. Musik tanjidor sering dipertunjukkan dalam acara-acara penyambutan tamu atau acara warga setempat seperti pernikahan dan hajatan. Karena sudah muncul semenjak zaman Hindia Belanda, pengaruh alat musik tanjidor berasal dari budaya-budaya tidak pernah kehabisan akan budaya uniknya, mulai dari bahasa, busana, adat istiadat hingga pertunjukan seni musik. Salah satu pertunjukan musik tradisional yang terkenal adalah tanjidor. Masih banyak orang yang salah mengartikan bahwa tanjidor adalah sebuah alat musik, karena itu di bawah ini Munus akan membahas mengenai sejarah dan TanjidorMusikTanjidor, Foto Oleh Teen Kapanlagi ComTanjidor adalah pertunjukan musik tradisional khas Betawi yang mengadaptasi musik dari Eropa. Kesenian ini telah ada sejak abad ke-18. Musik tanjidor sering dipertunjukkan pada zaman Hindia Belanda, kala itu kesenian ini dibawakan oleh apra budak kompeni pribumi untuk menghibur majikannya. Rupanya kesenian tradisional ini tidak hanya berkembang sampai situ saja. Dengan kepiawaian bermusiknya, pada budak tersebut membangun komunitas musik yang bernama tanjidor. Artikel TerkaitKata tan jidor berasal dari istilah dalam bahasa Portugis tangedor yang memiliki arti alat musik berdawai.’Asal-usul lain mengatakan bahwa nama kesenian ini berasal dari kata tanji dan dor. Tanji memiliki arti menabuh dan dor’ berarti bunyi dor dor. Karena itu, jika keduanya digabung akan memiliki arti tabuhan yang berbunyi dor dahulu, kesenian ini hanya dimainkan oleh para lelaki. Ketika musim panen tiba, mereka meletakkan alat tersebut di rumahnya untuk fokus mengurus hasil panen mereka di sawah. Setelah musim panen usai, mereka kemudian berkutat dengan alat musik mereka untuk menampilkan pertunjukan musik dengan berkeliling kota perkembangan zaman, kesenian ini boleh dimainkan oleh siapa saja termasuk para perempuan. Namun, karena alatnya kebanyakan berukuran besar, maka pemainnya cenderung juga Alat Musik Angklung Warisan Budaya Dunia Dari SundaPertunjukan TanjidorMusik tanjidor sering dipertunjukkan di acara khitanan, perayaan kemerdekaan, penyambutan tamu, tahun baru dan sering kali menjadi iring-iringan pengantin Betawi. Kesenian tradisional ini biasanya terdiri dari 7 sampai 10 pemain yang sebagian besar membuatnya unik, alat musik tanjidor dimainkan dengan nada berlawanan dan tidak selaras. Alat musik Eropa seharusnya dimainkan dengan sistem diatonik, namun pada musik tanjidor sering dipertunjukkan nada-nada pelog bahkan slendro. Dengan menampilkan dua macam tangga nada yang berlawanan, irama yang dihasilkan oleh musik tersebut bergemuruh. Namun, keunikan tersebut telah menjadi budaya sehingga lama-kelamaan masyarakat menikmati dan beradaptasi dengan gemuruh irama Alat Musik TanjidorMusikTanjidor, Foto Oleh Indonesia Kaya ComMeskipun nama tanjidor berasal dari Portugis yang berarti musik berdawai, namun alat musik tanjidor didominasi oleh jenis alat musik tiup. Hanya saja, keduanya sama-sama memakai sistem musik diatonik atau dua belas nada berjarak sama rata. Pengaruh alat musik tanjidor berasal dari musik-musik musik tanjidor yang sering digunakan diantaranya adalahKlarinetKlarinet merupakan alat musik tiup yang memiliki bentuk layaknya terompet namun dengan bagian tubuh yang lebih ramping. Klarinet termasuk dalam keluarga woodwind yang merupakan keluarga instrumen hornFrench horn atau piston adalah alat musik tiup yang berbahan logam, french horn berukuran besar dan biasanya digunakan oleh marching merupakan alat musik tiup, suara dari trombon dihasilkan dari getaran bibir. Seorang trombonis harus menguasai teknik pengaturan nafas karena trombon membutuhkan pernapasan yang kuat ketika memainkannya. SaxophoneSaxophone adalah alat musik tiup yang berbahan dasar kuningan, campuran antara tembaga dan seng. Suara merdu yang dihasilkan oleh saxophone biasanya digunakan dalam acara-acara juga merupakan salah satu instrumen musik tiup yang terbuat dari logam dan termasuk dalam keluarga brass yang memiliki ukuran besar dan suara adalah salah satu alat musik yang dipukul. Drum yang biasa digunakan oleh orkes tanjidor adalah pitched bass atau marching bass adalah alat musik yang terdiri dari dua lempengan. Cara memainkannya dengan cara merupakan alat musik yang menjadi ciri khas kesenian asal betawi ini. Tehyan termasuk dalam jenis alat musik gesek yang terbuat dari kayu jati dan tempurung kelapa. Alat musik ini menghasilkan nada dan bunyi yang tinggi. Tehyan sendiri merupakan hasil akulturasi budaya Betawi dan yang sering dimainkan dengan alat musik tanjidor diantaranya adalah Kramton dan Bananas, kedua lagu tersebut merupakan lagu Belanda berirama mars. Selain itu ada juga lagu Keramat Karam, terciptanya lagu ini terinspirasi dari meletusnya Gunung Krakatau kemudian sering dinyanyikan oleh masyarakat Betawi. Lagu-lagu lain yang sering dibawakan adalah Cente Manis, Merpati Putih, Surilang, Jali-jali. Setiap pertunjukan, para pemain menyanyikan lagu-lagu tersebut selaras dengan alunan alat musik juga Alat Musik Kolintang Perjuangan Cinta Tong Ting TangPerkembangan Tanjidor di Masa KiniDahulu kesenian tradisional ini adalah pertunjukan wajib yang selalu ada dalam setiap acara masyarakat Betawi. Pada masa emasnya, orkes ini menjadi sebuah pertunjukan mewah dan masih banyak musisi yang memainkannya dari rumah ke rumah. Namun sekarang kesenian ini sedikit memprihatinkan. Eksistensi kesenian asal Betawi ini mulai redup seiring perkembangan zaman dna masuknya musik-musik yang lebih jauh beda, nasib pemainnya juga hanya mengandalkan beberapa panggilan yang sudah jarang mereka dapatkan. Situasinya sudah sangat berubah sekarang, bahkan grup orkes ini juga hanya tersisa beberapa saja di pinggiran kota. Sulit untuk menemukan generasi muda yang masih bersedia mendalami kesenian tradisional ini. KesimpulanTanjidor adalah kesenian musik tradisional yang berasal dari Betawi. Pengaruh alat musik tanjidor berasal dari negara Eropa, namun uniknya cara memainkannya berlawanan sehingga menghasilkan suara yang bergemuruh. Dahulu, Musik tanjidor sering dipertunjukkan di acara-acara masyarakat Betawi. Namun sekarang, eksistensinya sudah mulai tergeser oleh musik-musik modern. Orkes ini sudah jarang ditampilkan dalam keseharian masyarakat juga Alat Musik Tifa Produk Asli Kebudayaan Indonesia Timur
. 463 154 201 174 32 456 43 43

tari cente manis dari betawi